Sukses

Kasus Corona Melonjak, Rupiah Melemah ke 14.250 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah diprediksi tertekan, meski pasar juga masih berharap ekonomi bisa pulih di tengah pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Selasa ini. Nilai tukar rupiah diprediksi masih tertekan meski pasar berharap ekonomi bisa pulih di tengah pandemi.

Mengutip Bloomberg, Selasa (23/6/2020), rupiah dibuka di angka 14.185 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.149 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.250 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.182 per dolar AS hingga 14.250 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah telah melemah 2,77 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.265 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.209 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah diprediksi tertekan, meski pasar juga masih berharap ekonomi bisa pulih di tengah pandemi.

"Rupiah kemungkinan masih tertekan. Sebagian pelaku pasar masih khawatir mengenai peningkatan jumlah kasus positif di dunia dan gelombang kedua di beberapa negara yang sudah membuka kembali perekonomiannya," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Menurut Ariston, sentimen tersebut masih berpeluang menekan harga aset-aset berisiko di jam pasar Asia hari ini. Rupiah masih berpeluang tertekan karena sentimen tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masih Ada Harapan

Tapi di sisi lain, lanjutnya, pasar masih berharap terhadap potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi. Indeks saham AS semalam positif karena harapan tersebut.

"Jadi dua sentimen ini masih beradu, tinggal mana yang lebih banyak pendukungnya. Tapi hari ini mungkin masih sentimen yang negatif," ujar Ariston.

Pagi ini pasar mendapatkan kabar terbaru yang memberikan sentimen negatif dari hasil wawancara penasehat perdagangan pemerintah AS Peter Navarro dengan Fox News bahwa perjanjian dagang dengan China telah "berakhir".

Wawancara itu menunjukkan hubungan AS dan China yang masih memanas dan mengancam pelaksanaan perjanjian dagang yang telah disepakati.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpeluang melemah kembali ke area 14.200 per dolar AS dengan support di kisaran 14.050 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.