Sukses

Harga Minyak Sentuh USD 40 per Barel, Tertinggi Sejak Maret

Kasus virus Corona yang membengkak di Amerika Serikat dan di tempat lain menahan harga minyak ke level yang lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) di tengah pengurangan pasokan oleh produsen utama dan meredanya lockdown. Namun, kenaikan harga minyak tertahan oleh kekhawatiran kenaikan angka orang yang terinveksi virus Corona.

Mengutip CNBC, Selasa (23/6/2020), harga minyak mentah Brent ditutup naik 89 sen atau 2,11 persen lebih tinggi ke level USD 43,08 per barel. Sedangkan kontrak minyak mentah West Texas Intermediate untuk Agustus naik 71 sen, atau 1,79 persen menjadi USD 40,46 per barel.

Presiden dari perusahaan migas Lipow Oil Associates, Andy Lipow, mengatakan bahwa harga minyak terdongkrak naik karena turunnya jumlah sumur pengeboran di AS dan juga Kanada. Hal ini menandakan pasokan berkurang.

"Pembukaan kembali ekonomi di seluruh dunia juga membantu mengembalikan permintaan, mungkin tidak pada tingkat sebelum adanya Corona, tetapi membantu mengurangi surplus minyak yang selama ini terjadi," lanjut Lipow.

Harga minyak Brent dan WTI naik sekitar 9 persen minggu lalu, didukung oleh pemulihan permintaan bahan bakar karena lockdown berkurang dan kegiatan ekonomi berlanjut.

Namun memang, kasus virus Corona yang membengkak di Amerika Serikat dan di tempat lain membuat harga tidak bergerak lebih tinggi.

Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa negara tersebut berada di tengah gelombang kedua dari virus corona.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan rekor kenaikan dalam kasus global pada hari Minggu, dengan kenaikan terbesar dari Amerika Utara dan Selatan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perkirakan Harga Minyak

Bank of America (BofA) Global Research telah menaikkan perkiraan harga minyak untuk tahun ini dan tahun selanjutnya karena permintaan pulih. Selain itu kenaikan tersebut juga karena kesepakatan pengurangan produksi OPEC + membatasi pasokan.

OPEC dan sekutu-sekutu seperti Rusia, sebuah kelompok yang dikenal dengan nama OPEC +, belum memutuskan apakah akan memperpanjang pengurangan pasokan sebesar 9,7 juta barel per hari (bph).

Rusia mengatakan bahwa USD 40 hingga USD 50 per barel adalah harga yang wajar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.