Sukses

Kepala BKPM: Banyak Proyek Mangkrak Akibat Calo hingga Hantu Perizinan Berdasi

Keterlibatan campur tangan mafia disebut mempunyai andil besar yang membuat berbagai megaproyek di dalam negeri tak berjalan.

Liputan6.com, Jakarta Investasi bernilai fantastis banyak yang mangkrak di Indonesia. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka suara soal penyebab kondisi ini.
 
Keterlibatan campur tangan mafia disebut mempunyai andil besar yang membuat berbagai megaproyek di dalam negeri tak berprogres. 
 
"Proyek mangkrak karena adanya calo tanah, tukang palak, bahkan hantu-hantu berdasi terkait perizinan. Mereka seperti angin dan licin," tegas dia saat menggelar video conference, Jumat (19/6/2020).
 
Dia pun berjanji akan lebih aktif dalam melindungi para investor yang berniat menjalankan kegiatan usahanya di indonesia.
 
Selain itu, mendorong para investor agar lebih percaya ke pihak BKPM untuk membantu perizinan usaha dan kegiatan lainnya terkait kelangsungan bisnis di dalam negeri.
 
"Melalui BKPM, kita jamin mereka (investor) terhindar dari hantu-hantu berdasi. Serta izin usaha bisa terbit lebih cepat" imbuh dia.
 
BKPM kini tengah menindaklanjuti berbagai megaproyek yang mangkrak dengan nilai potensi investasi mencapai Rp 708 triliun. Di mana Rp 409 triliun atau setara 58 persen dari nilai potensi telah difasilitasi. 
 
 

Tonton Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proyek Mangkrak

Berdasarkan data BKPM, berikut sejumlah megaproyek mangkrak yang telah selesai difasilitasi yakni, Rofnet (Rp 211, 9 triliun), Lotte Chemical (Rp 61,2 triliun) Vale (Rp 2,1 triliun), Tanjung Jati Power (Rp 38 triliun), Kobexindo (Rp 14 triliun), Hyundai (Rp 21,7 trilun).
 
Kemudian Nindya (Rp 9, 5 triliun), PT Tenaga Listrik Bengkulu (Rp 5,2 triliun),  PT Galempa Sejahtera Bersama (Rp 2 triliun), Masdar (Rp 1,8 triliun) PT Sumber Mutiara Indah Perdana (Rp 1,8 triliun), dan investasi lainnya (Rp1, 4 triliun). 
 
Meski begitu, Bahlil mengakui jika ada sejumlah megaproyek di Tanah Air yang belum bisa ditindaklanjuti BKPM. Hal ini diakibatkan oleh peliknya regulasi hingga keterlibatan mafia dalam jumlah yang dianggap cukup banyak. 
 
"Investasi di perusahaan Lotte Chemical, ini cukup pelik, terjadi akumulasi persoalan mulai dari kabupaten, kota, sampai ego sektoral, hantu tanah juga ada di sana. Setelah kami masuk dan  membedah, syukur bisa diselesaikan," tandasnya. 
 
Reporter: Sulaeman
 
Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.