Sukses

Gara-Gara Corona, BKPM Revisi Target Investasi 2020 hingga 3 Kali

Target revisi telah melibatkan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 selaku otoritas resmi yang lebih memahami kajian terkait pandemi

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan merevisi target investasi Indonesia untuk 2020. Hal ini menyusul ketidakpastian terkait kapan berakhirnya pandemi Corona atau Covid-19.

"Corona ini mirip nama perempuan, dia nggak mau pergi dari dunia bahkan bangsa kita. Masih tetap di bulan Juni, ini masih bingung kapan berakhirnya selama belum ada vaksin," ujar Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia video conference via Facebook, Jumat (19/6/2020).

Dia mengatakan, penyesuain target investasi 2020 telah mengalami revisi sebanyak tiga kali. Pertama, target investasi dipatok Rp 886 triliun pada saat pandemi ini belum tiba di Indonesia, lalu menyesuaikan pandemi atau pada Mei 2020 target investasi dipangkas menjadi Rp 855,6 triliun dengan syarat pandemi berakhir Mei.

Akan tetapi, penyebaran Covid-19 masih berlangsung hingga saat ini. Sehingga, revisi capaian investasi diturunkan lagi untuk yang ketiga kalinya menjadi Rp 817,2 triliun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Melibatkan Gugus Tugas

Bahlil menambahkan, target revisi telah melibatkan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 selaku otoritas resmi yang lebih memahami kajian terkait pandemi tersebut. Dari hasil kajian terbaru Gugus Tugas diprediksi pandemi Covid-19 akan berangsur turun di akhir Juli 2020.

Untuk itu, pihaknya bersiap menghadapi kondisi terburuk apabila perkiraan Gugus Tugas meleset terkait waktu berakhirnya pandemi di Juli. Salah satunya, kembali menurunkan target investasi nasional untuk keempat kalinya pada tahun ini.

 

3 dari 3 halaman

Belum Diungkap

Meski begitu, Bahlil belum bersedia mengungkap besaran nilai target investasi Indonesia. Apalagi di kuartal II-2020, ia meyakini pertumbuhan ekonomi global akan mengalami kontraksi hebat setelah ekonomi China tumbuh negatif di kuartal I 2020 lalu.

"Dari data yang ada, 1 persen ekonomi China akan mempengaruhi ekonomi Indonesia hingga 0,3 persen. Kita tahu ekonomi China di Kuartal I kemarin justru minus lebih dari 6 persen," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.