Sukses

Harga Minyak Turun 1 Persen Karena Kekhawatiran akan Kelebihan Pasokan

West Texas Intermediate turun 42 sen atau 1,09 persen menjadi USD 37,96 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik tipis pada perdagangan Rabu karena penarikan stok suling minyak AS untuk pertama kalinya sejak Maret dan penurunan tajam dalam produksi minyak AS menghadapi kekhawatiran atas permintaan bahan bakar karena wabah baru virus corona.

Dikutip dari CNBC, Kamis (18/6/2020), harga minyak mentah Brent turun 35 sen atau 0,85 persen menjadi USD 40,61 per barel. West Texas Intermediate turun 42 sen atau 1,09 persen menjadi USD 37,96 per barel.

Persediaan minyak mentah AS naik ke rekor tertinggi pekan lalu dalam minggu kedua berturut-turut, tetapi stok sulingan turun setelah berminggu-minggu naik signifikan karena kilang terus mencampur bahan bakar jet ke dalam kolam distilasi mereka.

"Itu mematahkan 10 minggu berturut-turut membangun, dan pasar membutuhkan itu," kata Bob Yawger, Direktur Masa Depan Energi di Mizuho di New York.

Produksi minyak mentah AS turun 600 ribu barel per hari pekan lalu menjadi 10,5 juta barel per hari, terendah sejak Maret 2018. Beberapa di antaranya disebabkan oleh Storm Cristobal, yang menutup lebih dari sepertiga dari output lepas pantai AS.

Produsen AS diperkirakan akan memulihkan sekitar 0,5 juta barel per hari dari produksi minyak mentah pada akhir Juni, menurut pembeli dan analis minyak mentah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

WHO Perbarui Pedoman

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan akan memperbarui pedomannya setelah hasil menunjukkan bahwa obat kortikosteroid deksametason mengurangi angka kematian sekitar sepertiga di antara pasien Covid-19 yang sakit parah.

Namun, virus ini menyebar di beberapa bagian Amerika Serikat. Sementara penerbangan dibatalkan dan sekolah ditutup di Beijing untuk mencegah wabah virus baru di ibukota Cina.

“Kami pikir pasar minyak saat ini tidak menilai kemungkinan yang signifikan dari gelombang kedua kasus virus corona pada konsumen utama dan penguncian terkait, atau apa pun dari pengembalian cepat ke bisnis ekonomi seperti biasa,” kata analis Standard Chartered.

Aktivitas ekonomi yang lemah masih membebani permintaan minyak. Permintaan bahan bakar AS, yang diukur dengan produk yang dipasok, turun 20 persen selama empat minggu terakhir, dibandingkan dengan periode tahun lalu, kata pemerintah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.