Sukses

IMF Prediksi Ekonomi Bakal Lebih Suram, Bursa Asia Bergerak Variatif

Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,77 persen pada awal perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham di Asia bergerak variatif pada perdagangan Rabu pagi. Hal ini karena Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global akan mengalami kontraksi yang lebih signifikan daripada perkiraan sebelumnya.

Mengutip CNBC, Rabu (17/6/2020), di Jepang, Nikkei 225 turun 0,77 persen pada awal perdagangan. Sedangkan indeks Topix turun 0,4 persen. Ekspor Jepang anjlok 28,3 persen dari tahun ketahun pada Mei, menurut statistik perdagangan sementara yang dirilis Rabu oleh Kementerian Keuangan negara itu.

Di Korea Selatan, Kospi berdiri di sekitar garis datar. Sementara itu, S&P/ASX 200 di Australia naik 0,3 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,07 persen lebih tinggi.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan Outlook Ekonomi Dunia pada Juni diperkirakan akan menunjukkan tingkat pertumbuhan negatif yang bahkan lebih buruk dari perkiraan sebelumnya.

Pihak berwenang di sejumlah negara telah memberlakukan tindakan penguncian (lockdown) untuk mengekang penyebaran pandemi coronavirus, membuat sebagian besar ekonomi pada dasarnya beku.

Sementara banyak negara telah mulai meringankan langkah-langkah ini, namun menjadi ancaman dari kebangkitan potensi dalam kasus virus corona gelombang kedua.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street

Sementara itu, di Wall Street, Dow Jones Industrial Average ditutup 526,82 poin lebih tinggi pada 26.289,98. S&P 500 naik 1,9 persen untuk mengakhiri hari perdagangannya di 3.124,74.

Nasdaq Composite ditutup 1,8 persen lebih tinggi pada 9.895,87. Ini menjadi kenaikan ketiga berturut-turut untuk rata-rata indeks saham utama.

Sedangkan harga minyak turun di pagi hari ini dengan patokan minyak mentah berjangka internasional Brent turun 1,34 persen menjadi USD 40,41 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga turun 1,9 persen menjadi USD 37,65 per barel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.