Sukses

Gara-Gara Corona, Tingkat Kemiskinan Indonesia Termasuk Tinggi di ASEAN

Jumlah masyarakat miskin mengalami peningkatan sekitar 1,16 juta hingga 3,78 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyatakan angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah di masa pandemi.

Saat ini, jumlah masyarakat miskin mengalami peningkatan sekitar 1,16 juta hingga 3,78 juta orang dibanding sebelum ada Corona. Lalu, jumlah masyarakat terkena PHK dan di rumahkan bertambah hingga 3 juta orang.

"Kalau kita lihat berbagai negara, prediksi pengangguran dan kemiskinan rata-rata meningkat. Di Indonesia angkanya relatif mudah-mudahan lebih baik dari negara lain, tapi di level ASEAN masih tinggi," ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah Tahun 2020 yang disiarkan melalui video conference, Senin (15/6/2020).

Oleh karenanya, agar tidak terjadi peningkatan besar-besaran, harus ada pencegahan yang dilakukan dengan segera. Aktivitas ekonomi harus berjalan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan supaya kondisi New Normal bisa terakselerasi.

Menko Airlangga juga menyoroti merosotnya pertumbuhan bisnis di berbagai sektor. Misalnya saja, konsumsi yang biasanya mencapai 5,3 persen kini turun menjadi 2,7 persen. Lalu sektor manufaktur turun ke angka 2,1 persen dan sektor perdagangan ke angka 1,6 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi

Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2020 mencapai angka 2,97 persen. Menko Airlangga menyatakan, kinerja ini lebih baik dari beberapa negara yang turut terdampak Corona. Bahkan, hanya ada 3 negara yang dinilai memiliki ketahanan ekonomi kuat, yaitu China, India dan Indonesia.

Hal itu dikarenakan ke-3 negara ini memiliki aktivitas ekonomi yang bersifat domestic driven atau didominasi daya beli masyarakat dalam negeri.

"Kita punya resiliensi lebih kuat dari negara lain karena hanya tiga negara yang masih positif yaitu China, India, dan Indonesia,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.