Sukses

Platform Digital akan Dipakai untuk Putus Rantai Radikalisme di PNS

Salah satu proyek perubahan yang ditawarkan yakni dengan melakukan pembangunan aplikasi ASN No Radikal.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS untuk berinovasi dalam memerangi paham radikalisme.
 
"Masalah kebangsaan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah adanya paham radikalisme," seru Menteri Tjahjo dalam keterangan tertulis, Jumat (12/6/2020).
 
Setiap lulusan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat I dituntut untuk memiliki inovasi melalui proyek perubahan. Proyek perubahan terkait penanganan radikalisme dinilai diperluas dan beradaptasi menggunakan platform digital. 
 
Untuk itu, salah satu proyek perubahan yang ditawarkan yakni dengan melakukan pembangunan aplikasi ASN No Radikal. Aplikasi ini sebagai optimalisasi portal aduanasn.id mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah. 
 
Tjahjo pun menyambut baik ide proyek perubahan tersebut. Dia menekankan bahwa integrasi sistem merupakan hal yang patut diperhatikan dalam membangun aplikasi ini. 
 
"Yang perlu menjadi perhatian ke depannya adalah integrasi sistem dan data aplikasi dari kedua sistem, baik yang akan dibangun maupun yang ada di situs aduanasn.id, sehingga tidak terjadi silo-system dalam penanganan radikalisme," tegasnya.
 
 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kolaborasi

Senada, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto juga menyampaikan bahwa dalam pengembangannya, aplikasi ini memerlukan untuk menggandeng dan berkolaborasi dengan stakeholder lainnya. 
 
Kolaborasi tersebut menjadi perwujudan dari pemerintah yang terbuka dan menjadi pembelajaran untuk mengesampingkan ego sektoral untuk menjadikan produk bersama yang nantinya bisa dirasakan manfaatnya.
 
Menurut Adi, tidak hanya pengembangan aplikasi yang membutuhkan perhatian, tapi juga bagaimana menjual aplikasi tersebut kepada stakeholder. Dia mengimbau agar pemerintah memperhatikan cara berkomunikasi yang digunakan saat memperkenalkan aplikasi ini. 
 
"Kadang inovasi sudah bagus, tapi jika cara menjual kurang baik maka hasilnya akan jadi tidak maksimal," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.