Sukses

Sarang Burung Walet Masih Jadi Komoditi Andalan Saat Pandemi

Produksi sarang burung walet mayoritas dari Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta
Menteri Perdagangan (Mendag) Kabinet Kerja, Enggartiasto Lukita menyebutkan beberapa komoditas yang masih eksis di tengah pasar internasional pada situasi pandemi seperti saat ini. Komoditas yang hanya dapat Indonesia produksi, salah satunya sarang burung walet. 
 
"Secara sederhana adalah yang khusus, yang khas Indonesia, yang persaingannya sangat sedikit, kita bicara batu bara, kita berbicara kelapa sawit, kemudian ada buah dan sarang burung walet," ujar dia, Rabu (10/6/2020).
 
Dia menegaskan jika sarang burung walet itu mayoritas dari Indonesia. Kalaupun jika ada pasokan dari Vietnam atau Malaysia itu adalah selundupan dari Indonesia. "Itu masih (terjaga produktivitasnya), hanya persoalannya bagaimana kita mengekspor," lanjut dia.
 
Enggar menambahkan, saat ini pasar sarang burung walet di China sedang tinggi. Banyak masyarakat percaya bahwa dengan mengkonsumsi sarang burung walet dapat meningkatkan imunitas tubuh. 
 
"Sekarang sarang burung walet itu pasarnya menungkat di China karena meyakini bahwa dengan makan minum sarang burung walet maka imunitas tubuhnya itu makin kuat," ujar Enggar. 
 
 
 
 
 
 
 
 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Barter

Yang pasti, masih ada beberapa komoditas yang diimpor. Namun demikian, Enggar menyebutkan perlunya semacam barter, di mana ketika melakukan impor, maka juga harus bisa ekspor. 
 
"Pada saat kita impor itulah maka kita harus ada barternya, saatya kepada para importirnya - Anda boleh impor kalau Anda juga ekspor, atau kerjasama dengan eksportir, buah dengan buah (misalnya), atau yang lain seagainya yang terpaksa kita impor," tegas dia. 
 
Untuk itu, kata Enggar, perlu ada regulasi yang mengawasi transaksi ini. "Kalau komoditi yang kita sudah produksi, kita jaga saja, bikin regulasinya bahwa itu harus melalui satu presedur," tegas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.