Sukses

Menko Airlangga Sebut Rupiah Terlalu Kuat, Berpotensi Ganggu Daya Saing

Nilai tukar rupiah yang perkasa juga bisa berdampak terhadap penurunan daya saing ekspor.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini terus menunjukan dominasinya. Setelah sempat tersungkur di angka Rp 16 ribu per dolar AS, kini kurs rupiah bertengger di bawah Rp 14 ribu per dolar AS.

Pada Selasa (9/6/2020) kemarin, rupiah dibuka stagnan Rp 13.850, untuk kemudian menguat tipis menjadi Rp 13.840 pada sesi penutupan pasar spot. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi penguatan rupiah sebagai sebagai imbas dari operasi moneter yang dilakukan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wardjiyo. 

Namun, Airlangga memperingatkan, nilai tukar rupiah yang perkasa juga bisa berdampak terhadap penurunan daya saing ekspor.

"Untuk dolar operasi moneternya pak Gubernur baik. Cuman ini agak-agak terlalu kuat, sehingga daya saingnya sedikit alarming juga," kata Airlangga dalam siaran pers online, Rabu (10/6/2020). 

"Kekuatan pak Gubernur harus di-adjust sedikit supaya daya saing kita bisa masuk," imbuh dia. 

Di sisi lain, Airlangga juga turut menyoroti posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2020 yang meningkat jadi USD 130,5 miliar. Jumlah tersebut naik dibandingkan posisi akhir April 2020 yang sebesar USD 127,9 miliar. 

"Kemudian tadi pak Gubernur mengatakan yield obligasi juga sudah menurun, dan juga tentu momentum ini harus kita lanjutkan. Operasi moneter gubernur BI masih bisa mengumpulkan dolar, USD 130 billion," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rupiah Melemah Dekati 14.000 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di Rabu pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (10/6/2020), rupiah dibuka di angka 13.927 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.890 per dolar AS.

Menjelang siang, rupiah terus melemah menuju ke 13.979 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.927 per dolar AS hingga 13.979 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,81 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.083 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.973 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah terlihat melakukan konsolidasi selama dua hari terakhir terhadap dolar AS.

"Pergerakan ini mungkin akan kembali terjadi hari ini, apalagi pasar sedang menunggu hasil rapat moneter Bank Sentral AS dini hari nanti," ujar Ariston dikutip dari Antara, Rabu (10/6/2020).

Menurut Ariston, The Fed kemungkinan tidak akan mengubah kebijakan suku bunga acuannya, tapi masih tetap mendukung stimulus untuk memulihkan ekonomi. 

3 dari 3 halaman

Masih di Jalur Menguat

Secara teknikal, lanjutnya, rupiah masih dalam jalur penguatan selama tutup di bawah Rp14.000 per dolar AS dengan potensi ke area support Rp13.700 per dolar AS hari ini.

"Pasar masih merespons positif pembukaan ekonomi kembali di tengah pandemi namun di sisi lain pasar masih mewaspadai perkembangan penyebaran wabah dan potensi perang dagang AS dan China," kata Ariston.

Pada Selasa (9/6), rupiah melemah 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp13.890 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.885 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.