Sukses

Hanya Sektor Telekomunikasi dan Kesehatan yang Mampu Tumbuh di Tengah Pandemi

Masih ada beberapa sektor ekonomi yang bisa tumbuh di tengah kondisi pandemi saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Reza Yamora Siregar mengklaim bahwa tidak semuanya sektor ekonomi mengalami pelemahan akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, masih ada beberapa sektor ekonomi yang bisa tumbuh di tengah kondisi pandemi saat ini.

"Hampir seluruh sektor ekonomi terdampak kecuali telekomunikasi dan kesehatan," kata dia dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Dia mengatakan kedua sektor ini mampu tumbuh dan mendapatkan keuntungan tinggi. Sebab, selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung, masyarakat beraktivitas dan bekerja dari rumah. Sehingga kebutuhan teknologi dan komunikasi hingga kesehatan menjadi besar.

"Ini mengakibatkan kebutuhan teknologi dan komunikasi dan kesehatan memang agak sedikit menguat tapi sektor yang lain perdagangan, pertanian, pariwisata dan lainnya sangat berdampak kita juga melihat," kata dia.

Seperti diketahui, dampak dari Covid-19 membuat seluruh sektor ekonomi terhenti. Bukan hanya terjadi sektor perdagangan, dan pariwisata saja, melainkan beberapa sektor unggulan seperti penerbangan, perhotelan, transportasi darat, hingga usaha mikro kecil dan menengah pun ikut berdampak.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menko Airlangga Prediksi Ekonomi Indonesia di Kuartal II 2020 Bakal Negatif

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 ini akan negatif. Hal tersebut terjadi akibat dampak dari wabah virus Corona (Covid-19).

Namun demikian, Airlangga memperingatkan agar seluruh masyarakat segera bersiaga memperbaiki diri di kuartal III dan IV, sehingga proses pemulihan ekonomi bisa segera berlangsung.

"Dampak terhadap Indonesia dia kuartal II ini kemungkinan masuk negatif. Namun kita terus harus menjaga agar kuartal III kuartal IV segera bisa restart," ujar dia dalam siaran pers online, Rabu (10/6/2020).

Oleh karenanya, pemerintah disebutnya telah berupaya untuk mempercepat program pemulihan ekonomi Indonesia. Hal tersebut dinilai perlu agar tidak semakin banyak tenaga kerja yang terkena aksi pemutusan hubungan kerja (PHK).

Berdasarkan catatan yang dimilikinya, jumlah pekerja yang terkena PHK atau dirumahkan selama masa pandemi ini mencapai 1,8 juta jiwa. Sementara pekerja di sektor informal yang tidak terverifikasi 1,2 juta jiwa, dan warga yang belum masuk ke dalam lapangan kerja mencapai 7 juta jiwa.

"Karena kita cant afford negatif terlalu dalam karena nanti recovery-nya terlalu sulit. Dan juga tentu bagi Indonesia semakin lambat kita recovery maka semakin banyak tenaga kerja yang nganggur akan semakin besar," tuturnya.

Airlangga pun optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2020 nanti masih bisa positif 2,3 persen. Jumlah tersebut melampaui perkiraan International Monetary Fund (IMF) pada kisaran 0,5 persen.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020-2021 terlihat dari proyeksi IMF. Indonesia diperkirakan pada akhir tahun berada di angka 0-0,5 persen. Tetapi pemerintah tetap mendorong mulai dari 0,5-2,3 persen," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.