Sukses

Cabai Jamu Asal Lampung Tembus Pasar Jepang hingga Inggris

12 negara yang menjadi pelanggan rempah asal Lampung, diantaranya Uni Emirat Arab, India, China, Jepang dan Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Peluang ekspor tanaman obat aromatik dan rempah-rempah asli Indonesia tetap memiliki potensi menjanjikan meski dalam situasi pandemi virus corona (Covid-19) saat ini.

Salah satunya komoditas cabai jamu (Long pepper) asal Lampung yang terus menunjukan tren peningkatan kinerja ekspor dari tahun ke tahun.

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Lampung mencatat, fasilitasi ekspor untuk komoditas asal subsektor hortikultura ini sejak Januari hingga pekan pertama Juni 2020 mencapai 249 ton. Sementara pada periode yang sama di 2019, total ekspor hanya sebesar 48,9 ton, atau meningkat 5 kali lipat di tahun ini.

"Selain produksi dan kualitas yang baik, cabai jamu asal Lampung ini juga telah dapat memenuhi persyaratan teknis negara tujuan ekspor, jadi makin laris," kata Kepala Karantina Perta kan Lampung Muhammad Jumadh dalam keterangan tertulis, Rabu (10/6/2020).

Menurut Jumadh, ini menjadi angin segar bagi pelaku agribisnis di wilayah kerjanya. Setidaknya saat ini ada 12 negara yang menjadi pelanggan rempah asal Lampung, antara lain Uni Emirat Arab, India, China, Nepal, Pakistan, Banglades, Jepang, Jerman, Malaysia, Vietnam, Inggris, dan Turki.

"Selain bimbingan teknis bagi pelaku usaha, kami juga menyiapkan layanan in-line inspection. Selain untuk menjamin keterusan, juga untuk percepatan waktu layanan di pelabuhan," sambung Jumadh.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sinergi Pemangku Kepentingan

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Ali Jamil mengungkapkan, pihaknya terus menggiatkan Gerakan Tiga Kalilipat Ekspor (Gratieks) melalui seluruh unit kerjanya.

Berbagai kegiatan terus digaungkan, seperti berupa sinergisitas pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah, integrasi aturan perkarantinaan dengan negara tujuan, percepatan layananz hingga kampanye publik untuk lakukan terobosan ekspor.

"Dengan dibukanya pembatasan secara bertahap atau new normal ini kita harapkan Gratieks semakin giat sehingga target peningkatan dapat tercapai," tutur Jamil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.