Sukses

Harga Emas Naik Lebih dari 1 Persen Menanti Stimulus Lanjutan The Fed

Harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi USD 1,714,78 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena investor berhati-hati menunggu kejelasan tentang keadaan ekonomi dan stimulus lebih lanjut dari pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve.

Dikutip dari CNBC, Rabu (10/6/2020), harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi USD 1,714,78 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1 persen menjadi USD 1.721,90.

“Harapan stimulus Fed selanjutnya berada di garis depan dari apa yang telah mendukung emas selama beberapa hari terakhir. Selain itu, kami juga melihat ekuitas global sedikit lebih rendah di seluruh bursa," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

"Kami melihat jumlah likuiditas global yang belum pernah terjadi sebelumnya dan lingkungan yang mendasarinya sangat mendukung untuk emas," lanjut dia.

Stimulus global besar-besaran untuk membatasi perlambatan ekonomi dari pandemi virus corona telah mendukung harga emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Indeks-indeks utama Wall Street jatuh, sementara Nasdaq mencapai rekor tertinggi untuk sesi ketiga berturut-turut menjelang pertemuan Fed yang dapat menawarkan pandangan tentang tanda-tanda pemulihan ekonomi baru-baru ini.

Laporan ketenagakerjaan AS minggu lalu yang lebih kuat dari yang diperkirakan kemungkinan besar akan dibahas pada pertemuan yang berakhir Rabu. Sementara pedagang telah menghentikan penetapan harga dalam kemungkinan suku bunga negatif.

Pada April, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan ekonomi AS merasakan beban penutupan ekonomi selama lebih dari setahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Logam Mulia Lain

Di tempat lain, harga perak turun 1 persen menjadi USD 17,68 per ons, sementara platinum naik 0,4 persen menjadi USD 835,81.

Palladium turun 4 persen menjadi USD 1.942,62, dengan harga logam autocatalyst sekarang turun lebih dari 30 persen dari rekor puncak pada akhir Februari.

“Corona telah menyebabkan runtuhnya permintaan paladium, sementara gangguan pasokan untuk platinum melebihi ini. Platinum harus naik sejalan dengan emas, sementara paladium harus mendapat manfaat dari pemulihan permintaan dari produksi mobil," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini