Sukses

Pemerintah Soal New Normal: Hidup Berdampingan dengan Corona Sementara Waktu

Perlu ada keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi di tengah kondisi saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jokowi tengah mengkaji strategi kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi Virus Corona. New normal dibutuhkan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian yang porak-poranda akibat pandemi Virus Corona.

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono, mengatakan perlu ada keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi di tengah kondisi saat ini.

Menurutnya, jangan sampai masyarakat nantinya dihadapkan pada pilihan mati karena Virus Corona atau kelaparan.

"Ada yang ekstrim berpendapat jangan sampai pilihannya mati karena kesehatan atau mati kerena kelaparan, jadi ini yang tidak boleh, ini harus dibalance. Kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19 untuk sementara waktu sampai nanti ditemukan vaksin," ujarnya dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (3/6).

Susi mengatakan, dalam menerapkan new normal nantinya kesehatan masyarakat adalah syarat mutlak sebelum akses dibuka disuatu daerah.

"Kenapa kita ingin mempercepat mendorong new normal ini kita perlu strategi membalance kesehatan dan ekonomi untuk keluar dari pandemi ini," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masih Ada dalam Waktu Lama

Dia melanjutkan, Virus Corona ini masih akan bertahan untuk waktu yang tidak pasti dan masih akan lama sehingga pemerintah dan masyarakat tidak boleh menyerah.

Sehingga harus ada penyesuaian antara kebutuhan terhadap kesehatan dan juga tapi tidak boleh hanya berdiam diri di rumah sebab akan mengakibatkan ekonomi jatuh.

"Hidup kita terus berlanjut di tengah pandemi tetap dengan protokol kesehatan perlahan kehidupan menjadi keniscayaan. Pemerintah akan mengatur agar kehidupan berangsur-angsur berjalan normal. Data dan fakta harus terus dipelototi agar tak ada second wave," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini