Sukses

Murah Hati, Miliarder Pendiri Twitter Bantu 10 Ribu Keluarga Korban Corona

Dalam menyumbangkan bantuan sosialnya, Jack Dorsey memakai sarana Fresh EBT.

Liputan6.com, Jakarta Miliarder Pendiri Twitter Jack Dorsey menyumbang sekitar USD 10 juta (Rp 148 miliar) kepada 10 ribu keluarga terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Sumbangan itu diberikan kepada sebuah grup bernama Project 100, yang kemudian akan memberikan uang tunai sebesar USD 1.000 ke setiap keluarga.

Sebagai informasi, Project 100 merupakan badan amal bentukan sejumlah organisasi nirlaba yang telah memberikan donasi tunai untuk keluarga sangat miskin di Kenya dan Uganda selama lebih dari 7 tahun.

Adapun dalam menyumbang bantuan sosialnya, Dorsey turut memakai sarana Fresh EBT, sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu orang tak mampu melacak saldo kupon makanan lewat ponselnya masing-masing.

"Sumbangan dana tersebut dikirimkan ke saya dalam beberapa menit setelah mengisi survey pada aplikasi Fresh EBT," ujar Josette Denis, ibu empat anak yang menjadi penerima sumbangan dari Jack Dorsey, seperti dikutip Forbes, Jumat (29/5/2020).

Selain Jack Dorsey, Project 100 juga telah menerima sumbangan dari sejumlah miliarder lain seperti Andrew Yang, Lynn Schusterman, hingga Blue Meridian Partners, kelompok nirlaba yang donasinya berasal dari kelompok elit seperti Steve Ballmer, Bill Gates, Sergey Brin, hingga MacKenzie Bezos.

Total, Project 100 telah mengumpulkan USD 84 juta sejak April 2020, termasuk USD 10 juta dari Dorsey. Badan amal ini target meraup dana USD 100 juta untuk kemudian disalurkan kepada 100 ribu keluarga tak mampu di Amerika.

Dorsey sendiri sejak April lalu telah mentransfer USD 1 miliar saham dari perusahaan lain miliknya, Square. Pemberian tersebut diberikan kepada perseroan terbatas #startsmall, yang dijadikan Dorsey sebagai wadah amal. Seluruh donasinya tersebut dapat dilacak melalui Google Spreadsheet.

Dari dokumen yang telah dibuatnya, pemberian senilai USD 10 juta diberikan kepada Project 100 pada 15 Mei 2020. Sejauh ini, Dorsey telah mendistribusikan USD 85 juta saham Square kepada lebih dari 50 organisasi nirlaba sejak April 2020.

Pada 21 Mei, Dorsey juga memberikan USD 5 juta untuk Humanity Forward, sebuah organisasi nirlaba milik Andrew Yang. Pemberian tersebut diberikan dalam bentuk uang tunai sebesar USD 250 kepada 20 ribu keluarga yang secara ekonomi terdampak pandemi.

Sejak membentuk #startsmall, Dorsey menyatakan bahwa dirinya berfokus memberikan bantuan sosial untuk mereka yang terkena imbas Covid-19, pendapatan dasar universal, kesehatan perempuan, dan pendidikan.

Menurut catatan Forbes, kekayaan bersih yang dimiliki Dorsey saat ini mencapai USD 4,8 miliar (Rp 71,4 triliun). Jumlah itu berasal dari kepemilikan sahamnya di Twitter dan Square, termasuk donasi Dorsey di #startsmall yang belum dibagikannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Elon Musk Ubah Nama Bayi X Æ A-12 Jadi X Æ A-Xii

Miliarder Elon Musk bersama pasangannya, belum lama ini dikaruniai seorang bayi laki-laki yang diberi nama unik sekaligus sulit. Nama bayi laki-laki Elon Musk adalah X Æ A-12.

Namun kini, Elon Musk dan pasangannya, Grimes, mengubah nama anak mereka dari X Æ A-12 menjadi X Æ A-Xii.

Mengutip CNET, Selasa (26/5/2020), informasi ini diungkapkan oleh Grimes melalui akun Instagramnya. Salah satu pengguna Instagram bertanya ke Grimes alasan dirinya mengubah nama sang anak.

"Apakah kamu mengubah nama si bayi karena hukum di California? Apa nama baru bayinya?," ujar seorang pengguna Instagram.

Kemudian, Grimes pun memberikan jawaban "X Æ A-Xii". Sayangnya dia tidak menjelaskan arti nama baru untuk bayinya.

Dalam komentar lainnya, Grimes menyebutkan, alasan mengubah nama sang bayi karena angka dalam Romawi terlihat lebih baik.

Namun, beberapa orang menyebut, nama X Æ A-12 pada akta kelahiran resmi bayi di California tidak bisa dianggap valid oleh negara bagian di mana markas Tesla milik Elon Musk berlokasi.

Seorang pengacara hukum keluarga California mengatakan, negara bagian tidak mengizinkan simbol, angka, atau angka Romawi pada akta kelahiran. Pasalnya, di sana, nama harus mengandung karakter alfabet Bahasa Inggris.

Tanda hubung masih diperbolehkan, tetapi "Æ" bisa menyebabkan akta ditolak dan orang tua harus menggantinya agar akta itu bisa diproses.

Meski begitu dalam kasus nama bayi Elon Musk, orang tuanya tidak mengubah "Æ" dan malah mengganti angka 12. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini