Sukses

New Normal Tak Langsung Dongkrak Ekonomi Pasca Krisis Corona

Meski aktivitas ekonomi seperti pusat perbelanjaan akan kembali dibuka pada 5 Juni 2020 mendatang, bukan berarti perputaran uang bakal kembali normal

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam menilai, tahap new normal tak serta merta akan membuat kegiatan perekonomian langsung terangkat pasca masa krisis virus corona (Covid-19).

Piter mengatakan, meski aktivitas ekonomi seperti pusat perbelanjaan akan kembali dibuka pada 5 Juni 2020 mendatang, bukan berarti perputaran uang bakal kembali normal seperti sedia kala.

"Dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi secara terbatas dengan protokol kesehatan, tidak juga berarti perekonomian akan segera naik, konsumsi kembali meningkat," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu (27/5/2020).

Dia pun mewajari langkah pemerintah yang mau berjudi dengan mengakhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta. Sebab, ketidakpastian akan pandemi corona akan semakin membuat roda perekonomian sulit berputar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Meningkatkan Konsumsi Rumah Tangga

Selain itu, Piter juga menganggap, fase new normal akan sedikit mengangkat angka konsumsi masyarakat yang sempat tenggelam selama masa penyebaran Covid-19.

"Kalau dibandingkan kondisi normal konsumsi sudah pasti tetap turun. Tapi bisa dijaga turunnya tidak terlalu dalam (dengan dibukanya PSBB)," kata dia.

"Penurunan konsumsi selama wabah masih terjadi sudah tidak bisa dielakkan. Tapi pertimbangan pemerintah saya kira adalah (jawaban atas) ketidakpastian berapa lama wabah ini akan berlangsung," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.