Sukses

Erick Thohir Bakal Gabungkan PTPN, Bulog dan RNI

PTPN, Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan masuk menjadi klaster BUMN pangan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, pihaknya tengah menyiapkan roadmap untuk membuat klaster BUMN pangan.

Nantinya, klaster tersebut berisi BUMN PTPN, Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

"Saat ini BUMN sedang menyiapkan roadmap untuk industri pangan di BUMN. Dengan penggabungan PTPN, Bulog dan RNI dalam klaster pangan akan mendorong terbentuknya rantai industri pangan yang terkonsolidasi di BUMN," ujar Erick dalam pernyataannya, Jumat (23/5/2020).

Lebih lanjut, Erick juga menjelaskan mengenai impor yang masih menjadi masalah di bidang pangan, sehingga pembuatan klaster ini diharapkan bisa dijadikan langkah awal reformasi pangan.

"Sama seperti industri kesehatan, impor juga menjadi masalah krusial di industri pangan, dimana kita masih bergantung pada asing, hal ini perlu direformasi untuk memastikan ketahanan pangan di Indonesia," ujar Erick.

Adapun saat ini BUMN memiliki 130.000 hektare tanah dibawah PTPN dan 140.000 lahan yang dimiliki oleh rakyat yang dikelola BUMN. Jumlah tersebut harusnya dapat untuk menyeimbangkan kebutuhan 3.5 juta ton gula di Indonesia, yang mana 36 persen diantaranya dipenuhi oleh swasta dan 800 ribu hingga 900 ribu ton dari impor.

"Dengan penggabungan klaster pangan ini, kami yakin BUMN dapat mengurangi impor dan kedepannya bisa mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas tahun 2045", pungkas Erick.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Di saat yang bersamaan, Erick didampingi oleh Direktur Operasional Bulog Tri Wahyudi Saleh serta Kepala Dinas Industri Perdagangan dan Provinsi Jawa Barat, M. Arifin Soedjayana melakukan sidak ke Komplek Pergudangan Bulog di Gedebage, Bandung, Jawa Barat.

Dalam kunjungannya, Erick memeriksa ketersediaan gula dan beras di Jawa Barat khususnya untuk mengantisipasi jelang perayaan Idul Fitri. Tri menyampaikan bahwa stok gula dan beras di Jawa Barat dalam kondisi aman.

"Stok beras dan gula di Kantor Wilayah Jawa Barat dapat dipastikan aman dapat memenuhi kebutuhan. Untuk stok gula di Jawa Barat adalah 1.853 ton, sedangkan beras 227.997 ton," jelas Tri.

Tri juga turut mengklarifikasi mengenai penyebab tingginya harga gula di pasar.

"Kami memastikan bahwa tingginya harga gula di pasar bukan disebabkan tidak lancarnya distribusi, namun hal ini disebabkan karena telatnya kedatangan impor gula," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini