Sukses

Top 3: Pengawasan Larangan Mudik Semakin Kendor

Berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Jumat 22 Mei 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak masyarakat yang nekat mudik di tengah Pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari indikasi kenaikan jumlah positif Corona Covid-19 di daerah.

Padahal sebenarnya pemerintah telah mengeluarkan aturan yang melarang masyarakat untuk mudik ke kampung halaman.

Namun ternyata, justru pengawasan aturan larangan mudik tersebut semakin longgar. Sebab, situasinya serba terbatas, dimana Pemerintah Daerah sudah mulai kehabisan dana operasional.

Artikel mengenai melonggarnya pengawasan akan aturan larangan mudik ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Jumat 22 Mei 2020:

1. Jelang Lebaran, Pengawasan Larangan Mudik Justru Semakin Kendor

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengungkapkan banyaknya masyarakat yang nekat mudik di tengah Pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari indikasi kenaikan jumlah positif Corona Covid-19 di daerah.

Ketua Umum MTI, Agus Taufik Mulyono, mengaku telah memprediksi lonjakan mudik ini terjadi pada H-16 dan h-15 Lebaran. Pasalnya, dengan tenggang waktu tersebut, pemudik bisa segera melakukan isolasi mandiri 14 hari setelah sampai ke daerah. Sehingga dapat merayakan Lebaran setelah masa isolasi selesai.

"Yang paling kita antisipasi adalah H-15 atau H-16, bagi para pemudik yang nekat itu punya asumsi, pertama adalah merasa sehat, begitu sampai di wilayah kampung langsung isolasi madiri 14 hari, Sehingga ada kesempatan untuk bisa berlebaran tanggal 1 Syawal," bebernya.

Simak artikel selengkapnya di sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Penjelasan Singkat Soal Hidup Berdamai dengan Corona

Pemerintah belum berencana melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku di sejumlah daerah di Tanah Air. Namun masyarakat diharapkan sudah menyesuaikan diri untuk hidup berdampingan dengan virus Corona Covid-19.

"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," jelas Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini.

Atas ungkapan 'hidup berdamai dengan Corona' tersebut, Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menerangkan arti yang dimaksud hidup, yakni membuka kembali aktivitas ekonomi tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai ketetapan Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

Simak artikel selengkapnya di sini

 

3 dari 3 halaman

3. Perppu Penanganan Corona Digugat, Sri Mulyani Beri Penjelasan ke MK

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly serta Jaksa Agung, menghadiri sidang pemohonan pengujian Perppu Nomor 1 tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 pada Rabu kemarin. Dalam sidang tersebut pemerintah dimintai beberapa keterangan terkait progres Perppu tersebut.

"Dalam sidang disampaikan bahwa majelis hakim menanyakan mengenai status dari Perppu tersebut dan telah kami sampaikan dalam penjelasan karena adanya proses di DPR bagaimana status dari Perppu tersebut," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa pemerintah tetap akan menyiapkan seluruh materi dan dokumen baik dari sisi substansi mengapa Perppu itu dikeluarkan dan yang sekarang sudah menjadi UU No. 2 tahun 2020, serta mengenai alasan-alasan rasionalnya. Selain itu, juga untuk mendeskripsikan dan membuktikan bahwa situasi sekarang ini adalah situasi kegentingan yang memaksa.

Simak artikel selengkapnya di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.