Sukses

Profesor Biologi Harvard Masuk Jajaran Orang Terkaya Gegara Corona

Perusahaan Timothy Springer jadi yang pertama yang menerapkan uji coba vaksin ini ke manusia.

Liputan6.com, Jakarta Profesor Biologi Harvard sekaligus pengusaha Timothy Springer masuk dalam jajaran miliarder atau orang terkaya berkat hasil penelitiannya, berupa vaksin Corona yang sedang diujicoba saat ini.

Saham perusahaan vaksinnya, Moderna, naik 12 persen, membuat kekayaannya naik menjadi USD 1 miliar (Rp 14,8 triliun). Adapun, kepemilikan saham Springer di perusahaan ini ialah sebesar 3,5 persen.

"Banyak ilmuwan yang menjalankan perusahaan tapi hanya sedikit yang berhasil. Saya sangat aktif dan ambisius, itulah kenapa saya bisa melampaui rata-rata," ujar Springer dalam wawancara bersama Forbes, Minggu (17/5/2020).

Beberapa waktu lalu, Moderna mengumumkan pengembangan vaksin Coronanya kepada pemerintah Amerika Serikat.

Perusahaan ini jadi yang pertama yang menerapkan uji coba vaksin ini ke manusia. Saham perusahaan sendiri naik 3 kali lipat sejak virus Corona diumumkan mewabah di seluruh dunia.

Berkat itu pula, CEO Moderna Stephane Bancel menjadi miliarder dengan kekayaan sebesar USD 2,1 miliar.

Lebih dari itu, profesor Harvard ini pertama kali mendirikan perusahaan bioteknologi LeukoSite, yang kemudian dijual kepada Millennium Pharmaceutical senilai USD 635 juta. Springer mendapatkan USD 100 juta dari pembagian saham perusahaan.

Kemudian pada 2010, professor ini mendirikan Moderna pada tahun 2010 yang saat ini bernilai USD 870 juta. Tidak cuma Moderna, perusahaan lain tempat dirinya menanamkan modal ialah Selecta Biosciences, Scholar Rock dan Morphic Therapeutic.

Springer juga melakukan kegiatan filantropi, misalnya pada 2017, dirinya mendonasikan USD 10 juta untuk pengembangan institur sains Institute for Protein Innovation.

"Saya memang ilmuwan, tapi saya sangat menyukai aktivitas filantropi," ujar ilmuwan berusia 72 tahun itu.

Ke depannya, Springer sangat optimis dengan prospek investasi di sektor bioteknologi karena pertumbuhannya sangat cepat, apalagi ketika pandemi telah berakhir.

"Dulu, kita dimaki karena terlalu sering mengandalkan obat. Tapi sekarang, semua orang bergantung pada vaksin untuk bertahan hidup. Saya optimis sektor ini akan menjanjikan," tutupnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasangan Suami Istri Ini Jadi Orang Terkaya Baru di China

Pertumbuhan ekonomi di China yang sempat menjadi episentrum pandemi virus corona (Covid-19) pada awal 2020 diperkirakan akan meningkat seiring bergeraknya waktu.

Prediksi itu muncul lantaran China kini merupakan rumah bagi kelompok miliarder terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS).

China juga terus mencetak miliarder-miliarder baru yang bergelut di industri teknologi. Sebagai catatan, 3 dari 5 orang terkaya di Negeri Tirai Bambu saat ini berasal dari perusahaan teknologi, antara lain Pony Ma dari Tencent, Pendiri Alibaba Jack Ma, serta CEO Pinduoduo Colin Huang.

Jumlah pengusaha teknologi asal China kini terus bertambah. Bursa saham China baru saja mencetak sepasang miliarder baru dalam bidang teknologi yang merajut kisah sukses pasca melakukan pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).

Keduanya merupakan dewan direksi dari perusahaan pengembang perangkat lunak Linkage, yakni Zhang Baoquan dan istrinya Wu Yanfang.

Seperti dilansir dari Forbes, Jumat (15/5/2020), Linkage tumbuh 18,6 persen di Bursa Efek Shanghai pada Rabu (13/5/2020), membuat laba perseroan naik lebih dari 300 persen hanya dalam tiga hari perdagangan sejak pertama terdaftar pada Senin (11/5/2020) lalu.

Kapitalisasi pasar Linkage pada Rabu lalu mencapai sekitar 19,4 miliar yuan atau setara USD 2,8 miliar, yang merupakan gabungan dari 36,5 persen saham senilai USD 1 miliar milik Zhang Baoquan dan Wu Yanfang.

Sebelum IPO, lebih dari 80 persen pendapatan Linkage pada tahun lalu yang mencapai 597 juta yuan berasal dari Jepang. Zhang telah tinggal di Negeri Matahari Terbit sejak 2002, sementara Wu merupakan lulusan dari Universitas Seikei yang terletak di Tokyo.

Berkantor pusat di Suzhou, China, Linkage kini memiliki kapitalisasi pasar yang setara dengan 129 kali lipat laba bersihnya pada 2019 lalu yang sebesar 150 juta yuan. Beberapa customer besar yang tercatat di situs resmi perusahaan antara lain NRI, Canon, Toshiba, hingga Fujitsu.

Langkah besar IPO yang dilakukan Linkage kemudian diikuti oleh platform bisnis layanan cloud asal China, Kingsoft Cloud. Kesuksesan korporasi yang diketuai miliarder asal China Lei Jun tersebut dimulai setelah memulai perdagangan Nasdaq.

Jejak serupa juga diikuti Tan Guanghua, yang masuk ke dalam jajaran miliarder asal China pasca Hangzhou Raycloud Technology, yang juga pemasok perangkat lunak ke e-commerce raksasa Alibaba, menawarkan sahamnya ke publik pada Bursa Efek Shanghai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.