Sukses

Rumah Sakit Darurat Corona Dibangun di Lamongan dan Biak Numfor

Pembangunan rumah sakit darurat Corona atas permintaan pemerintah daerah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menerima permintaan bantuan dari Bupati Lamongan, Jawa Timur dan Bupati Biak Numfor, Papua yang disetujui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 untuk membangun tambahan fasilitas di dua rumah sakit (RS) daerah tersebut.

"Untuk pembangunan RS Lamongan dan RS Biak Numfor kami telah menerima usulannya dan siap untuk melaksanakan kegiatan fisiknya. Pendanaan direncanakan berasal dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Untuk RS Lamongan saat ini sudah on progress dimulai pekerjaannya," ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat (15/5/2020).

Saat ini, Kabupaten Lamongan belum memiliki rumah sakit standar untuk penanganan Covid-19. Para pasien positif ditangani di rumah sakit yang telah ditunjuk, yakni Rumah Sakit Dr Soegiri Lamongan dan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

Serta beberapa fasilitas yang dialihfungsikan untuk menangani corona yakni Puskesmas Karangkembang, Puskesmas Deket dan Rusunawa.

Lahan untuk pembangunan Rumah Sakit Covid-19 disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan seluas 6.070 m2 yang berlokasi di Jalan Kusuma Bangsa, Beringin, Tumenggungan, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Konstruksi dimulai pada 1 Mei 2020 dengan kebutuhan anggaran Rp 33,53 miliar dan ditargetkan selesai pada awal Juni 2020. Saat ini progres pembangunan mencapai 20 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fasilitas

Rumah sakit ini memiliki daya tampung untuk 82 pasien dengan ruang perawatan yang terpisah bagi setiap pasien yakni 75 tempat tidur observasi dan 7 tempat tidur isolasi.

Pembangunan direncanakan dibuat per blok, yaitu bangunan screening yang terdiri dari laboratorium, X-Ray, ruang petugas, administrasi dan farmasi. Bangunan Karantina 1 yang terdiri dari 25 tempat tidur observasi, ruang tindakan, ruang dokter, dan mobile X-Ray.

Bangunan karantina 2 terdiri dari 50 tempat tidur observasi, ruang tindakan dan ruang dokter. Bangunan isolasi terdiri dari 7 tempat tidur, ruang dokter dan perawat.

Bangunan satelit terdiri dari ruang sterilisasi, gizi, laundry, alat medis kotor dan farmasi. Dibangun juga powerhouse, ruang pompa dan ground water tank, ruang jenazah, tempat sampah, penataan landscape, parkir umum dan dokter serta pagar keliling.

Pembangunan gedung rumah sakit bersifat permanen sehingga pasca pandemi corona reda, keberadaan rumah sakit ini dapat dimanfaatkan untuk rumah sakit infeksi dan yang lain. Jenis rumah sakit yang akan dibangun adalah Rumah Sakit Tipe C dengan ketentuan standar mengacu pada peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sedangkan untuk RSUD Biak Numfor diperkirakan kebutuhan biaya untuk pembangunan Gedung Isolasi untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 38,28 miliar. Saat ini sebagai ruang isolasi sementara, RS tersebut memanfaatkan dua gedung lama yakni Gedung Kosinan dan Gedung Tropik yang berdekatan dengan Gedung Laboratorium.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.