Sukses

Permintaan Rapid Test Covid-19 Melonjak Selama Pandemi

Rapid test Biozek Covid-19 IgG/IgM dikembangkan dan diproduksi di bawah regulasi Uni Eropa dan Belanda yang sangat ketat.

Liputan6.com, Jakarta - Permintaan alat rapid test Covid-19 melonjak selama pandemi virus corona. Hal ini salah satunya dialami oleh alat rapid test Biozek Covid-19 IgG/IgM asal Belanda.

"Kami telah melihat peningkatan sangat tajam dalam permintaan dan penjualan Speedtests Corona di seluruh dunia," ungkap CEO MACH-E BV distributor eksklusif produk Biozek di Indonesia, Erro Verschoor, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/5/2020).

Saat ini, lanjut dia, Rapid Test Biozek Covid-19 IgG/IgM/Mach-E telah diakui di Eropa dan digunakan di banyak negara. Di antaranya Italia, Prancis, Spanyol, Inggris, Jerman, Rusia, Swiss, Belanda, Amerika Serikat, India, Kuwait, Israel dan Arab Saudi.

PT Kimia Farma sendiri telah memutuskan untuk menggunakan Rapid Test Biozek Covid-19 IgG/IgM/Mach-E untuk pasar Indonesia dan berharap dapat berkolaborasi jangka panjang guna membantu menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.

Rapid Test ini juga telah dikembangkan dan diproduksi di bawah regulasi Uni Eropa dan Belanda yang sangat ketat.

"Peraturan ini tidak memberikan ruang untuk kesalahan dan dengan demikian membuat produk ini sangat handal dan aman," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bio Farma Mulai Produksi 200 Ribu Alat Rapid Test per Bulan

PT Bio Farma sudah mulai melakukan produksi alat uji virus Corona atau rapid test berbasis real time polymerase chain reaction (RT-PCR).

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyatakan, adanya produksi alat rapid test berbasis RT-PCR ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan laboratorium tes Corona di Indonesia. Adapun, Bio Farma sudah mulai memproduksi 200 ribu test kit per bulannya.

"Selama ini kan kita impor, ini sudah bisa kita produksi 50 ribu setiap minggunya atau 200 ribu sebulan. Ini sudah mulai dikerjakan oleh Bio Farma," kata Arya dalam pernyataannya, Selasa (12/5/2020).

Arya melanjutkan, hal ini juga sejalan dengan langkah Kementerian BUMN untuk terus mendorong perkembangan industri farmasi lokal ke depannya.

"Jadi Kementerian BUMN terus mendorong supaya industri farmasi lokal itu berkembang dan mulai produk-produk lokalnya terus ditambahkan. Diharapkan bisa memacu," katanya.

Adapun, dalam keterangan resmi, Bio Farma menyatakan kapasitas produksinya mungkin saja dapat diperbesar dengan menambah peralatan otomatis untuk melakukan proses produksi.

"Sedangkan saat ini di Bio Farma masih manual menggunakan operator dengan jumlah personil 15-18 orang," demikian dikutip dari keterangan resmi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.