Sukses

Hadapi Pandemi, Kemendag Minta Pengelola Pasar Rakyat Gandeng Gojek dan Grab

Pengelola pasar rakyat sebaiknya mengatur jarak pedagang sesuai protokol kesehatan COVID-19 seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Salatiga.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya memastikan ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat di tengah pandemi Corona. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan tetap meminta Pasar Rakyat di seluruh Indonesia tetap beroperasi.

“Pasar rakyat ditutup? Tidak. Pasar rakyat harus tetap buka di tengah pandemi Covid-19,” tulis keterangan dalam akun instagram resmi @kemendag, Selasa, (12/5/2020).

Hal itu tentunya untuk mengoptimalkan operasional pasar rakyat. Maka Kementerian Perdagangan terus mendorong pemerintah provinsi atau kota untuk melakukan inovasi dan optimalisasi sebagai berikut:

1. Mengatur jam buka dan jumlah pedagang di pasar rakyat secara bergiliran;

2. Menggunakan sistem pesan antar barang melalui media sosial, seperti Whatsapp, Facebook, dan Instagram sebagaimana telah dilakukan pengelola pasar di DKI Jakarta, Purbalingga, Palembang, Pontianak, Balikpapan, dan Denpasar;

3. Bekerja sama dengan aplikasi tranportasi daring, seperti Go-Jek dan Grab;

4. Membuka pasar dengan menutup ruas jalan dan mengatur jarak pedagang sesuai protokol kesehatan COVID-19 seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Salatiga;

5. Mengedepankan kebersihan pasar, pedagang dan pembeli, menerapkan physical distancing, serta mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Untuk ke depannya Kementerian Perdagangan akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta satuan tugas di daerah, pemerintah daerah, serta asosiasi terkait dalam memonitor pasar rakyat yang bersih dan higienis beroperasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mendag Minta Pasar Rakyat Tetap Beroperasi Agar Ekonomi Berjalan

Sebelumnya, dampak dari penyebaran virus corona itu, sangat berpengaruh kuat pada ekonomi masyarakat, baik daya beli masyarakat yang menurun maupun para pedagang pasar rakyat dan ritel yang juga melemah transaksi penjualannya.

Bukan saja omset pedagang yang menurun, tapi lebih jauh hal ini juga berimbas pada terancamnya nasib pedagang yang berhenti akan berjualan untuk sementara waktu dan sulitnya petani, nelayan dan peternak juga industri kecil untuk menyalurkan barang hasil dagangannya.

Sebab, wabah pandemi COVID-19 ini membuat jumlah pembeli yang datang ke pasar menurun cukup drastis bahkan pasar rakyat ada yang tutup.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, berdasarkan laporan sementara dari 285 Kabupaten/Kota dijelaskan bahwa terjadi penurunan jumlah pedagang di pasar rakyat rata-rata sebesar 29 persen. Penurunan juga terjadi pada omset pedagang sebesar rata-rata 39 persen sebagai imbas dari sepinya pembeli selama COVID-19 di Indonesia.

"Dampak COVID-19 sangat berdampak luas kepada nasib pedagang dan pelaku usaha pasar rakyat dan ritel karena omsetnya menurun akibat terjadi penurunan jumlah pembeli. Bahkan ada beberapa pasar yang tutup. Hal ini yang perlu ditangani segera agar tidak terpuruk nasib para pedagang kecil termasuk petani, nelayan, peternak dan industri kecil yang mensuplai produknya ke pasar," kata dia di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Nasib serupa juga dirasakan pelaku usaha ritel yang omsetnya turun 90 persen dan penurunan pasokan barang sebesar 50 persen sehingga dampak lebih luasnya lagi adalah para pedagang akan mengalami penurunan kemampuan dalam menyelesaikan berbagai kewajibannya, seperti pembayaran pajak, sewa, listrik dan gas, cicilan pinjaman, maupun gaji pegawai.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 jumlah Pasar Rakyat di Indonesia tercatat 15.657 unit dengan jumlah pedagang sebanyak 2.818.260. Dalam tahun anggaran 2015-2019 melalui Program Nawacita Presiden Jokowi, Kementerian Perdagangan telah melakukan Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat sebanyak 5.248 unit yang didanai dari Dana Tugas Pembantuan dan Dana Alokasi Khusus.

Pencapaian tersebut telah melampaui target Program Nawacita sebanyak 5.000 unit Pasar Rakyat. Program ini akan tetap berlanjut pada periode 2020-2024 ini.

Mendag Agus mengatakan, COVID-19 memberikan dampak pada sektor perdagangan, baik penurunan daya beli masyarakat maupun melemahnya transaksi dagang di pasar rakyat maupun dan ritel modern.

Untuk itu, dalam menjaga ketersedian barang kebutuhan pokok dan penting bagi masyarakat dan menghindari dampak yang lebih luas bagi melemahnya ekonomi rakyat kecil, Mendag minta pasar rakyat tetap harus beroperasi dengan mengedepankan kebersihan pasar dan pedagang/pembeli, menerapkan physical distancing dalam optimalisasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah untuk memutuskan penebaran COVID-19.

Kemendag akan bekerjasama dengan Kemendagri, BNPB dan Satuan Tugas di Daerah, pemerintah propinsi dan kota serta Assosiasi terkait dalam memonitor pasar rakyat yang bersih dan hygienis beroperasi.

"Berbagai upaya tetap berdoa dan ikhtiar untuk kesehatan para pedagang dan pembeli, namun di sisi lain pasar rakyat diharapkan tetap beroperasi dengan mengedepankan kebersihan pasar, pedagang dan pembeli, menerapkan physical distancing, serta mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, agar dapat mengurangi penyebaran COVID-19 di Indonesia. Selain itu yang paling penting adalah Kemendag menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok dan penting dengan harga stabil,” tegas Mendag Agus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini