Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan akan mencari jalan keluar penyelesaian utang maskapai nasional Garuda Indonesia yang bakal jatuh tempo Juni mendatang sebesar USD 500 juta.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menyatakan, pihaknya akan terus bekerjasama dengan Kementerian BUMN terkait hal ini.
Baca Juga
"Ini leadnya ada di Kementerian BUMN, kami kerjasama terus, kami akan pikrikan alternatif utamanya buat sukuk, misalnya," kata Luky dalam diskusi virtual, Jumat (8/5/2020).
Advertisement
Namun demikian sejauh ini, belum banyak progress yang dapat disampaikan Luky mengingat masih banyak hal yang harus didiskusikan dengan Kementerian BUMN.
"Kita masih work in progress, kita sedang pikirkan jalan keluar buat Garuda Indonesia. Kita akan cari solusi buat Garuda," ujarnya.
Â
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kata Dirut Garuda
Adapun pada sesi Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Rabu (29/4/2020) lalu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membeberkan beberapa skema pelunasan sukuk ini.
"Kami punya tiga opsi, yang pertama dilunasi, yang kedua minta perpanjangan, dan yang terakhir pembayaran dengan diskon," katanya.
Kata Irfan, nilai instrumen surat utang saat ini sudah jatuh ke kisaran 40 persen. Namun, berdasarkan beberapa kajian, nilainya bisa menguat menjadi 60-70 persen.
Advertisement
Lebih lanjut, perusahaan juga tengah mengkaji opsi refinancing melalui pinjaman bank, khususnya perbankan pelat merah. Namun begitu, penyaluran kredit perbankan di masa pandemi ini cenderung lebih ketat. Irfan sendiri mengaku telah berdiskusi dengan bank-bank terkait hal ini.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement