Sukses

Inflasi April 2020 Rendah Bukan Berarti Ekonomi Indonesia Terkendali

Diperlukan langkah cepat segera agar dampak penyebaran virus Corona tidak semakin meluas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyebut bahwa rendahnya angka inflasi bukan berarti ekonomi Indonesia dalan keadaan sehat dan tanpa tekanan. Mengingat, di tengah kondisi pandemi Corona Covid-19 banyak pekerja di rumahkan maupun terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Meski inflasi masih terjaga di bawah 3 persen dan sampai hari ini sudah tercatat lebih dari 2 juta para pekerja yang terkena PHK," ujarnya dalam rapat virtual dengan Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Senin, (4/5/2020).

Sekedar informasi saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama April 2020 sebesar 0,08 persen. Angka ini lebih rendah dari inflasi Maret sebesar 0,10 persen. Sementara, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,84 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,67 persen.,

Menurutnya, tingginya angka PHK dan pekerja yang dirumahkan disebabkan tidak beroperasinya sejumlah sektor riil maupun industri di Tanah Air. Belum lagi, kebijakan pemerintah ikut mendorong dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disejumlah wilayah.

"Dampak ekonomi luar biasa dari sisi kegiatan ekonomi karena masyarakat tidak lagi keluar rumah," ucapnya.

Sebab itu, diperlukan langkah cepat segera agar dampak penyebaran virus Corona tidak semakin meluas. "Dibutuhkan langkah-langkah tepat untuk dijadikan bantalan di sektor kesehatan, sosial ekonomi dan sektor keuangan," ucapnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BPS : Inflasi April 2020 Turun Jadi 0,08 Persen

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama April 2020 sebesar 0,08 persen. Angka ini lebih rendah dari inflasi Maret 2020 sebesar 0,10 persen. Sementara, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,84 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,67 persen.

"Secara umum menunjukkan adanya kenaikan tetapi kenaikannya sangat tipis sekali hasil pemantauan BPS di 90 kota inflasi pada bulan Aoril 2020 ini terjadi inflasi sebesar 0,08 persen," kata Kepala BPS, Suhariyanto, di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (4/5/2020).

Suhariyanto mengatakan, dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK), 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Baubau Sulawesi Tenggara mencapai 0,88 persen, sementara inflasi terendah 0,02 persen.

Sementara itu untuk kota yang alami deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang yaitu sebesar minus 0,92, dan terendah di Bogor dan Semarang sebesar 0,02 persen.

"Kalau kita lihat komponennya di Pangkalpinang ini penyebabnya adalah penurunan tarif angkutan udara dan deflasi terendahnya terjadi di Bogor dan Semarang," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini