Sukses

BI Siapkan Uang Tunai Rp 158 Triliun untuk Ramadan dan Idul Fitri 2020

Kebutuhan uang tunai pada Ramadan dan Lebaran tahun ini tumbuh negatif 17,70 persen dibandingkan tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksi serta menyiapkan kebutuhan uang kartal untuk periode Ramadan dan Idul Fitri tahun ini mencapai Rp 158,0 triliun, atau tumbuh negatif 17,70 persen (yoy), dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 192 triliun.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Marlison Hakim, menjelaskan setidaknya ada tiga alasan mengapa proyeksinya tumbuh negatif.

"Pertama, terkait dengan hari libur Idul Firi 1441 H yang diatur ulang menjadi akhir tahun 2020, sehingga hari libur dari semula jumlahnya 12 hari, menjadi 5 hari," papar dia dalam acara BBM (BI Bareng Media), Kamis (29/4/2020), 

Kemudian, mayoritas pekerja swasta tidak menerima THR. Khusus ASN serta anggota TNI dan Polri, THR diberikan kepada golongan Eselon III ke bawah.

Yang ketiga, lanjut Marlison, terkait dengan himbauan Pemerintah untuk tidak melakukan mudik pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

Sebagai informasi, adapun persebaran jenis uangnya adalah, Uang Pecahan Besar (USB) jumlahnya Rp 142,30 triliun atau 90,0 persen. Uang Pecahan Kecil (UPK) kertas Rp 15,58 triliun atau 9,86 persen, dan Uang Pecahan Kecil (UPK) logam sebesar Rp 0,08 triliun atau 0,05 persen.

Disalurkan oleh sekitar 83 bank di seluruh Indonesia. "Hampir 83 bank yang ikut dalam program penukaran uang ini," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Pastikan Inflasi di Bulan Ramadan Tetap Rendah

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan inflasi di bulan ramadan akan terjaga rendah di tengah pandemi virus corona. Di pekan kedua bulan April 2020 diperkirakan inflasi di angka 0,2 persen dan kurang dari 3 persen secara tahunan.

"Sampai minggu kedua bulan april diperkirakan inflasi rendah di 0,2 persen dan secara tahunan juga rendah dari 3 persen," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (17/4).

Perry meyakini ekspetasi inflasi akan tetap rendah jika dibandingkan secara historisnya. Hal ini terjadi lantaran penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang telah ditetapkan di beberapa wilayah.

Misalnya DKI Jakarta dan beberapa wilayah penyangga Bogor, Depok, Tanggrang dan Bekasi. PSBB juga dilakukan di Makassar dan beberapa daerah lainnya.

Termasuk kebijakan larangan mudik juga akan mengurangi tekanan inflasi dari sisi konsumsi. Sehingga berkurangnya mobilitas manusia akan berdampak pada pola konsumsi.

"Ini akan mengurangi tekanan inflasi dari periode sebelumnya," kata dia.

3 dari 3 halaman

Pasokan Aman

Meski begitu Perry meyakini pemerintah akan memastikan pasokan dan distribusi barang tidak terganggu. Baik dari kebijakan pemerintah pusat dan koordinasi di berbagai daerah.

Melihat kondisi ekonomi yang secara keseluruhan menurun itu memperkuat ekspetasi inflasi rendah. Selain itu, Perry menyebut nilai tukar rupiah juga bergerak stabil dan cenderung menguat.

Apalagi harga komunitas pengguna juga rendah. Sehingga dia memastikan inflasi di bulan April-Mei tetap stabil dan lebih rendah.

"Insya Allah inflasi di bulan ramadan juga akan lebih rendah dari bulan historisnya," kata Perry mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.