Sukses

Per 21 April, 5 Proyek Hulu Migas Onstream Beroperasi

Dari 5 proyek onstream ini, terdapat potensi penambahan produksi migas hingga 3.182 BOPD dan 109,5 MMSCFD.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyatakan 5 dari 12 proyek yang ditargetkan onstream telah berjalan per 21 April 2020.

Dari 5 proyek onstream ini, terdapat potensi penambahan produksi migas hingga 3.182 BOPD dan 109,5 MMSCFD.

"Ada 5 proyek onstream di kuartal I 2020 di per 21 April 2020," kata Dwi dalam rapat kerja virtual bersama Komisi VII DPR, Selasa (28/4/2020).

Lima proyek tersebut ialah Lapangan Buntal-5, Lapangan Randugunting, Grati Pressure Low, Bukit Tua Phase 3 dan Power Plant Sembakung.

Sementara, untuk proyek Lapangan Merakesh ditargetkan onstream pada kuartal I 2021, mundur dari target sebelumnya yaitu kuartal III 2020.

"Untuk Merakesh sudah menyatakan akan mundur (target onstream) menjadi kuartal I 2021, sementara proyek lain masih tetap di 2020," kata Dwi.

Adapun investasi 5 proyek ini menelan hingga USD 60,14 juta atau sebesar 4 persen dari total investasi sebesar USD 1,43 miliar untuk keseluruhan 12 proyek.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pandemi Corona Bikin Susah Aktivitas Bisnis di Sektor Migas

Pandemi Corona menghantam seluruh sektor bisnis termasuk minyak dan gas (migas). Penerapan protokol kesehatan menyebabkan kegiatan di hulu migas yang sebagian besar bersifat fisik dan observasi ke lapangan menjadi terbatas.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto membeberkan beberapa hambatan yang dihadapi sektor usaha migas terutama dalam kegiatan hulu.

"Yang pertama adalah laju transportasi material yang lebih lama, khususnya pengiriman dari luar negeri," kata Dwi saat rapat virtual dengan Komisi VII DPR, Selasa (28/4/2020).

Selain itu, produktivitas teknisi dan tenaga konstruksi menjadi lebih rendah karena adanya penerapan work from home (WFH), ditambah dengan jumlah personel yang dibolehkan di lokasi proyek dibatasi. Inspeksi kinerja peralatan dan fasilitas juga lebih lama gegara WFH ini.

"Mobilitas pekerja ke lokasi lebih sulit karena perijinan dan waktu karantina dan potensi overstay yang berisiko pada keselamatan kerja," lanjut Dwi.

Ditambah, persetujuan pengurusan perijinan menjadi lebih lama serta kegiatan manufaktur peralatan migas untuk proyek akan tertunda lebih lama.

Sebagai informasi, SKK Migas menargetkan 11 proyek hulu migas yang akan on stream. Mayoritas proyek merupakan proyek pengembangan lapangan gas. Jumlah proyek ini meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya ada 9 proyek. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini