Sukses

Tak Hanya PNS, Masyarakat Bakal Bisa Belanja Bahan Pokok di Koperasi

Program Belanja Bahan Pokok untuk mengatasi masalah mengalami kelebihan pasokan di koperasi produksi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, berharap tidak hanya Aparatur Sipil Negara (ASN) saja yang ikut melakukan program Belanja Bahan Pokok di Koperasi, tapi juga masyarakat.

"Saat ini baru dijalankan lewat sistem pre-order bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Semoga bisa terus eskalasi, jadi masyarakat juga bisa ikut program ini," kata Teten dalam unggahan akun Instagram resmi @kemenkopukm, Senin (27/4/2020).

Karena sebelumnya ia mendengar banyak keluhan dari koperasi-koperasi. Salah satunya adalah kelebihan pasokan di koperasi produksi. Oleh karena itulah, dirinya membuat suatu program Belanja Bahan Pokok di Koperasi.

Selain itu, jika dilihat dampak dari wabah covid-19 ini bukan hanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saja yang terkena imbas dari penyebaran wabah tersebut.

Maka dari itu, diperlukan juga strategi dan program untuk membantu para koperasi yang oversupply.

Untuk ke depannya ia berharap semoga program Belanja Bahan Pokok di Koperasi ini bisa segera matang sehingga seluruh masyarakat Indonesia bisa ikut serta dalam mensejahterakan koperasi-koperasi di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kemenkop dan UKM Mulai Gerakan Ayo Beli Kebutuhan Pokok di Koperasi

Kementerian Koperasi dan UKM menggalakkan Gerakan Ayo Beli Kebutuhan Pokok di Koperasi yang dimulai dari ASN di lingkup kementerian tersebut dengan melibatkan para pemasok koperasi dari berbagai wilayah di tanah air.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit dalam keterangannya, Kamis (23/4/2020), mengatakan untuk kampanye Gerakan Ayo Beli Kebutuhan Pokok di Koperasi melibatkan sebanyak 7 koperasi dan 1 asosiasi petani.

“Kami berharap gerakan ini ditindaklanjuti dengan skala yang lebih luas yang melibatkan lebih banyak koperasi,” katanya.

Sebelumnya, pihaknya menggencarkan kampanye “Gerakan Ayo Beli Beras di Koperasi” yang dilakukan pada Jumat, 10 April 2020 (untuk pemesanan tahap I) dengan total distribusi beras sebanyak 2,25 ton.

Berlanjut pada Senin, 13 April 2020 (Pemesanan Tahap II) dengan total distribusi beras 2,15 ton.

Saat ini melalui Gerakan Ayo Beli Kebutuhan Pokok di Koperasi, tidak hanya beras yang bisa didapatkan dan dibeli oleh konsumen yang sebagian besar adalah para ASN.

Sejumlah koperasi yang dilibatkan dalam program tersebut di antaranya Koperasi Tani Maju, Kabupaten Banyumas untuk pemasok beras, Koperasi Berkah Multi Generasi, Kabupaten Bandung untuk pemasok kentang dan olahan kentang, Koperasi Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung Barat untuk supplier sayur dan buah-buahan, dan Koperasi Mitra Malabar, Kabupaten Bandung untuk supplier kopi.

Kemudian ada Asosiasi Petani Pisang Lumajang untuk supplier pisang mas kirana, KPMPS Lodra Mandiri, Kabupaten Bandung untuk masker kain nonmedis, Koperasi Unggas Sejahtera, Kabupaten Kendal untuk supplier telur, dan Koperasi Mina Rizki Abadi, Kota Jakarta Utara untuk supplier ikan.

 

3 dari 3 halaman

Bantu Koperasi

Gerakan ini kata Victoria, merupakan salah satu langkah nyata untuk membantu koperasi perkebunan, pertanian, perikanan dan peternakan yang mengalami over supply.

“Ini juga upaya untuk membuka akses-akses pemasaran baru dan mendorong ASN untuk menggunakan dan mencintai produk-produk KUMKM,” katanya.

Ia mengatakan melalui gerakan yang masif dan berkelanjutan diharapkan tujuan untuk menjadikan ASN sebagai “brand ambassador” dari produk KUKM bisa tercapai.

“Selain itu, gerakan ini juga membantu para ASN dalam pemenuhan stok kebutuhan pangan menjelang bulan Ramadhan,” katanya,

Terdapat lebih dari 150 ASN di lingkup Kementerian Koperasi dan UKM yang telah memesan produk pangan dari koperasi berupa beras, telur, ikan, sayur mayur, buah-buahan dan kopi.

Tercatat pemesanan beras total 2,9 ton dengan harga Rp11.000/kg, pemesanan telur total 1,5 ton atau 750 tray dengan harga Rp44.000/tray, pemesanan buah dan sayuran dengan total lebih dari 259 kg, pemesanan ikan total 110 kg dengan variasi harga ikan antara Rp22.000-Rp29.000 perkilogram. Kemudian pemesanan kopi arabika dan robusta total 5,5 kg.

Pelaksanaan dropping point barang akan dilaksanakan pada Rabu, 22 April 2020 di kantor Kementerian Koperasi dan UKM.

“Kegiatan distribusi ini nantinya akan tetap memberdayakan pengemudi ojek online untuk pengantaran barang pesanan konsumen yang jaraknya masih terjangkau dari dropping point,” kata Victoria.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini