Sukses

Bursa Asia Turun Terpukul Laporan Kegagalan Tes Obat Virus Corona

Pasar saham di Australia diperdagangkan lebih rendah.

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham atau Bursa di Asia melemah pada perdagangan hari ini, usai muncul laporan yang menimbulkan keraguan atas kemungkinan pengobatan Virus Corona.

Melansir laman CNBC, Jumat (24/4/2020), indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,71 persen sementara indeks Topix turun 0,79 persen. Di Korea Selatan, Kospi turun 0,6 persen.

Sementara saham di Australia diperdagangkan lebih rendah, dengan S&P/ASX 200 melemah 0,11 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,17 persen lebih rendah.

Gerak pasar kali ini antara lain dipengaruhi laporan yang muncul- mengutip dokumen yang secara tidak sengaja diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia - mengatakan bahwa remdesivir obat Gilead Sciences tidak memperbaiki kondisi pasien Virus Corona. Dokumen-dokumen yang dikutip oleh FT mengacu pada uji klinis Cina.

Gilead mencatat bahwa penelitian “dihentikan lebih awal karena rendahnya pendaftaran,” dena menyimpulkan “kurang kuat untuk memungkinkan kesimpulan yang bermakna secara statistik. Dengan demikian, hasil penelitian tidak dapat disimpulkan.”

Virus Corona terus menyebar secara global, dengan lebih dari 2,7 juta orang terinfeksi di seluruh dunia dan setidaknya 190.303 nyawa hilang, menurut data yang dikumpulkan Universitas John Hopkins. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Minyak

Sementara itu di Pasar saham Amerika Serikat (AS), Dow Jones Industrial Average ditutup hanya 39,44 poin lebih tinggi, atau 0,2 persen menjadi 23.515,26.

Indeks S&P 500 mengakhiri hari perdagangannya 0,1 persen lebih rendah menjadi 2.797,80 sementara Nasdaq Composite ditutup tepat di bawah titik impas pada 8.494,75.

Sementara itu, harga minyak kembali naik usah anjlok baru-baru ini. Di perdagangan pagi hari, harga minyak patokan internasional Brent melonjak 4,74 persen menjadi USD 22,34 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga melonjak 5,39 persen menjadi $ 17,39 per barel.

Sementara Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap mata uang lainnya, terakhir berada pada posisi 100,512 setelah memantul dari level di bawah 100,2 sebelumnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.