Sukses

WFH hingga Larangan Mudik Bikin Pengusaha Bus Gulung Tikar

Banyak anggota Organda yang telah gulung tikar akibat cash flow perusahaannya telah kering

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi melarang seluruh masyarakat untuk melakukan kegiatan mudik lebaran mulai Jumat (24/4). Imbasnya operasional transportasi angkutan umum darat di Tanah Air menjadi lumpuh.

Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan, mengatakan mulai besok semua perusahaan angkutan darat terpaksa mengandangkan armada selama aturan larangan mudik belum dicabut pemerintah. 

"Sejak awal Maret 2020 pun. Mayoritas perusahaan transportasi darat sudah menghentikan operasi armadanya,” kata Shafruhan saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (24/4).

Menurut Shafruhan setelah pemerintah mengkampanyekan aturan pembatasan aktivitas di luar rumah sontak pendapatan pelaku usaha menurun drastis. Sehingga menyebabkan mereka lebih memilih menutup operasional kelangsungan bisnisnya karena terus merugi.

Bahkan banyak anggota Organda yang telah gulung tikar akibat cash flow perusahaannya telah kering. Setelah pendapatan dari tiket penumpang tak mampu menutup biaya operasional armada yang kian membengkak selama wabah corona berlangsung.

Sejatinya mudik lebaran merupakan ladang emas bagi pelaku usaha transportasi umum darat untuk meraup rupiah sebanyak mungkin. Sebab akan banyak mobilisasi orang dari sejumlah kota besar Indonesia menuju berbagai daerah di penjuru Tanah Air

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kandangkan Armada

Namun, setelah mudik dilarang oleh pemerintah seluruh pelaku usaha transportasi darat lebih memilih untuk mengandangkan armada yang menjadi sumber pendapatan perusahaan. Dampak lebih parah harus dialami oleh awak angkutan darat yang terpaksa kehilangan mata pencaharian ditengah kondisi sulit.

Shafruhan pun mendorong pemerintah untuk memprioritaskan awak angkutan darat sebagai penerima bantuan langsung tunai ataupun bahan pangan untuk meringankan beban ekonomi setelah raibnya pendapatan akibat pandemi virus corona yang tak kunjung usai.

"Karena mereka kan termasuk masyarakat bawah yang terdampak corona," jelas dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini