Sukses

Tak Belanja Baju Baru, Industri Tekstil Dirugikan Akibat Larangan Mudik

Kementerian Perindustrian mengungkapkan ada beberapa industri yang dirugikan dan diuntungkan akibat adanya larangan mudik.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan bahwa pemerintah sudah mempersiapkan anggaran sebesar Rp 110 triliun untuk program jaringan sosial untuk membuat pasar dan menjaga daya beli masyarakat menjelang lebaran.

"Kami duga bahwa penyerapan pasar dan masyarakat terhadap produk-produk yang dihasilkan dalam negeri sekarang dalam lebaran tahun ini akan berbeda dengan lebaran pada tahun-tahun sebelumnya. Kita sudah mengetahui bahwa pemerintah sudah memutuskan untuk pelarangan mudik," kata Agus dalam acara Ngopi digital, Selasa (21/4/2020).

Lanjutnya, tentu pelarangan mudik ini pada satu titik akan berpengaruh terhadap penyerapan industri dalam negeri itu sendiri. Ia mencontohkan industri garmen atau tekstil, karena tidak ada yang mudik dan melakukan silaturahmi maka kemungkinan besar masyarakat tidak akan belanja baju baru.

Dengan begitu, pada satu titik itu pasti ada pengaruhnya terhadap produksi dalam negeri, Pemerintah harus bisa siap dengan kenyataan bahwa bakal ada penurunan penyerapan dalam industri dalam negeri dari pasar sekarang.

"Memang ada market yang secara instan bisa kita create, ini yang dilakukan pemerintah dengan menganggarkan Rp 110 triliun untuk program jaringan pengaman sosial, tentu program ini intinya bagaimana kita mendukung agar daya beli masyarakat tetap terjaga," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Industri Makanan dan Minuman Diuntungkan

Namun, pada gilirannya daya beli masyarakat terjaga maka masyarakat akan tetap belanja. Paling tidak mereka akan belanja makanan dan minuman, sehingga ada bagian dari industri makanan dan minuman dengan turunan-turunannya industri kecil menengah yang bergabung di dalamnya, itu masih bisa menikmati pertumbuhan yang disebut lumayan.

"Jadi ada pasar yang bisa kita buat, dengan memberikan kebijakan-kebijakan stimulus. Tapi pada dasarnya instan agak susah untuk membuat pasar, khususnya untuk industri-industri yang menderita seperti tekstil tadi,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini