Sukses

Ekonom Sebut Perbankan Indonesia Kuat, Tak Perlu Tarik Dana Besar-Besaran

Masyarakat tak perlu heboh menarik uang tunai secara besar-besaran di tengah pandemi Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi likuiditas perbankan Indonesia masih sangat bagus meski harus bertahan di tengah penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19). Oleh karena itu, masyarakat tak perlu heboh menarik uang tunai secara besar-besaran. 

"Kemarin bank menerangkan kinerjanya masih bagus. Menurut saya kondisinya masih oke untuk saat ini," ujar ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, dalam siaran online melalui akun Instagram @indef_official, seperti dikutip Sabtu (11/4/2020).

Aviliani pun menghimbau kepada masyarakat agar tetap menyimpan uangnya di bank dan tidak perlu menimbulkan kehebohan dengan menarik tunai secara besar-besaran.

"Masyarakat tidak perlu khawatir. Kita punya uang di bank, tidak perlu ambil cash. Bank dalam kondisi ini biasanya juga akan dibantu pemerintah agar tak rugikan masyarakat," imbuh dia.

Menurutnya, kekhawatiran masyarakat dengan menarik banyak uang tunai di bank bisa menimbulkan suatu persepsi, yang kemudian turut melahirkan aksi tak normal di tengah penyebaran virus Corona.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Restrukturisasi

Lebih lanjut, Aviliani menyatakan, saat ini banyak pengusaha skala kecil dan menengah di sektor riil yang mulai mengajukan restrukturisasi kredit kepada perbankan. Hal itu karena pendapatan pengusaha tersebut terganggu.

Menindaki permintaan itu, perbankan pun akan mengevaluasi nasabah apakah layak mendapatkan fasilitas tersebut.

Aviliani mengatakan, syarat pertama untuk bisa memperoleh restrukturisasi yakni nasabah memang terbukti tengah kesulitan usahanya akibat dampak dari Corona Covid-19.

Selain itu, nasabah juga harus bernegosiasi dengan pihak perbankan terkait jangka waktu pelaksanaannya. Sebab, pemerintah hanya memberikan relaksasi hingga Maret 2021.

"Jadi negosiasi dengan bank, karena restrukturisasi hanya dari Maret 2020 sampai Maret 2021. Setelah itu harus mikir lagi cashflow-nya. Selama ini kalau sudah restrukturisasi enggak dapat modal kerja lagi, jadi sektor riil harus bisa survive," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini