Sukses

Rupiah Diprediksi Menguat Terkerek Fasilitas Repo The Fed

Rupiah dibuka di angka 16.180 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 16.200 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada perdagangan Rabu pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (8/4/2020), rupiah dibuka di angka 16.180 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 16.200 per dolar AS.

Namun, jelang siang hari rupiah terkoreksi ke level 16.265 per dolar AS.Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 16.180 per dolar AS hingga 16.265 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 17,3 persen.

Sedangkan dasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 16.245 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 16.410 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah diprediksi menguat pada hari ini. Ini seiring disepakatinya fasilitas repo antara Bank Indonesia dan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).

"Dalam perdagangan hari ini rupiah kemungkinan akan menguat di level Rp16.120-Rp16.400 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara, Rabu (8/4/2020).

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sentimen Dalam Negeri

Dari dalam negeri, sentimen datang dari diberikannnya fasilitas repo dari The Fed untuk Indonesia sebesar 60 miliar dolar AS, yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara strategis bagi AS.

Tim Riset Samuel Sekuritas menilai dana tersebut dapat digunakan untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah defisit APBN yang diperkirakan akan mencapai Rp1.000 triliun

Dari pasar komoditas, harga minyak masih cenderung turun. Pelaku pasar sedang menunggu pertemuan yang akan dilakukan Arab Saudi dan Rusia dalam waktu dekat untuk membahas produksi minyak kedua negara tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini