Sukses

Atasi Dampak Corona, Pemerintah Diminta Tak Hanya Fokus di Pasar Keuangan

Menkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di kisaran 2,3 persen. Bahkan skenario terburuknya bisa menyentuh negatif 0,4 persen

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di kisaran 2,3 persen. Bahkan skenario terburuknya bisa menyentuh negatif 0,4 persen.

Skenario terburuk itu bisa terjadi jika pandemi virus corona atau Covid-19 terus berlangsung dalam jangka panjang. Bahkan, nilai rukar rupiah saja masih berada di angka Rp 16 ribu per dolar AS.

Diakui, dampak Corona membuat prospek ekonomi memburuk sehingga pemerintah berusaha keras menjaga kestabilan pasar keuangan. Namun, pemerintah dinilai harus hati-hati dalam menghadapi pelemahan rupiah ini.

"Jangan hanya fokus pada pengguyuran likuiditas di pasar keuangan sekunder. Pemerintah juga harus intervensi sektor riil," ujar pengamat ekonomi Economic Action Indonesia (EconAct) Ronny P Sasmita saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (3/4/2020).

Ronny melanjutkan, intervensi tersebut bertujuan agar kapasitas produksi nasional tidak merosot terlalu dalam di satu sisi serta menjaga daya beli masyarakat agar tidak anjlok.

Kalau pemerintah bisa menjaga roda ekonomi di sektor riil, lanjut Ronny, maka kemungkinan terbebas dari krisis bahkan resesi akan semakin kecil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belajar dari Krisis Ekonomi

Ronny mengingatkan agar pemerintah bisa belajar dari krisis-krisis yang pernah terjadi di muka bumi. Pada Great Depression 1929, terlalu banyak uang terkonsentrasi di pasar keuangan dan pasar modal.

"Lalu pada krisis moneter dan krisis supreme mortgage 2008, terlalu banyak uang murah (cheap money) dengan suku bunga super rendah di sistem perbankan," tutur Ronny.

Oleh karenanya, pemerintah harus benar-benar memperhatikan kelangsungan usaha di sektor riil.

"Karena di sanalah nafas ekonominya," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.