Sukses

Pemerintah Buka Peluang Turunkan Harga BBM

Opsi penurunan harga BBM menyusul anjloknya harga minyak mentah di pasar dunia yang mencapi USD 30 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah saat ini mulai membuka peluang penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal tersebut menyusul anjloknya harga minyak mentah di pasar dunia yang mencapi USD 30 per barel.

Sebab itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepada menteri Kabinet Indonesia maju agar menghitung kembali dampak dari penurunan harga minyak mentah terhadap perekonomian nasional.

"Saya minta dikalkulasi dampak dari penurunan ini pada perekonomian kita terutama BBM, baik BBM bersubsidi atau nonsubsidi," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui teleconference di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/3).

Dia mengatakan saat ini harus merespon dengan kebijakan yang tepat. Dan kata dia Indoensia harus memanfaatkan momentum dan peluang dari penurunan minyak tersebut.

"Ini untuk perekonomian negara kita," lanjut Jokowi.

Kemudian, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut meminta agar menghitung berapa lama penurunan harga minyak mentah terjadi serta proyeksi harga ke depan.

Perhitungan tersebut, kata dia akan digunakan sebagai dasar bagi pemerintah untuk menerapkan kebijakan lanjutan termasuk ada penurunan harga BBM.

Diketahui, Penurunan harga minyak mentah dunia terus terjadi. Sebab dua produsen utama, Arab Saudi dan Rusia, belum mau memangkas angka produksinya di tengah kekhawatiran penurunan permintaan.

Hal tersebut disebabkan oleh sentimen terhadap penyabaran Covid-19 yang sudah ditetapkan sebagai pandemi global.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Anjlok, Akankah Harga BBM Turun?

Harga minyak dunia semakin terperosok. Mengutip market data BBC, Selasa (17/03/2020), harga minyak Brent (Brent Crude Oil) masih berada di posisi USD 30,72 per barrel dan minyak WTI (West Texas Intermediate Crude Oil) masih dipatok di angka USD 29,92 per barrel.

Anjloknya minyak dunia disebabkan karena perang dingin antara Arab dan Rusia, dimana Arab mencoba mengambil kembali pasar dengan mengguyur pasokan minyak mentah gila-gilaan. Ditambah wabah pandemi Corona yang semakin menjadi-jadi, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gejolak harga ini.

Jika harga minyak dunia terus turun, mungkinkah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga ikut turun?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, harga minyak dunia yang tidak pasti tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan harga BBM.

"Penurunan BBM? Terlalu awal lah untuk kita memprediksi, kita belum tahu. Nanti kalau Arab dan Rusia damai, harga minyak naik lagi," kata Luhut saat melakukan telekonferens di kantornya kemarin, Senin (16/03/2020).

3 dari 3 halaman

Ada Peluang Penurunan Harga BBM

Adapun, menurut Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro, meskipun ada peluang untuk menurunkan harga BBM, namun ada beberapa hal yang mempengaruhi penentuan harga tersebut.

"Seharusnya ada peluang untuk bisa turun, namun perlu hati-hati melihatnya," kata Komaidi saat dihubungi Liputan6.com.

Untuk Indonesia, lanjut Komaidi, paling tidak ada 2 variabel utama yang menentukan harga jual BBM, yaitu harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah.

"Ada kondisi tertentu ketika harga minyak mentah turun harga BBM belum tentu bisa diturunkan jika pada saat yg sama rupiah melemah yg mana dampaknya sama atau lebih besar dari penurunan harga minyak mentah itu sendiri," imbuhnya.

Seperti saat ini, dimana rupiah baru saja tertekuk hingga ke level Rp 15.010 (per 1 USD), membuat peluang penurunan harga tersebut semakin kecil.

Adapun, penentuan harga juga harus dihitung dengan mekanisme yang hati-hati karena memang, tidak satu negarapun bisa mengontrol harga minyak dunia.

"Harus dihitung dulu sama Pertamina, berapa penurunan akibat harga minyak dan berapa kenaikan akibat kurs rupiah, kemudian selisihnya akan menjadi basis harga bisa turun atau tidak," katanya, mengakhiri. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.