Sukses

IHSG Diprediksi Menguat Pekan Ini, Didukung Berbagai Stimulus

Salah satu stimulus rencananya diberikan The Fed yang berencana menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan.

Liputan6.com, Jakarta - Pekan ini Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi akan menguat, setelah sebelumnya harga saham turun. Tentunya pasar saham dunia menanti berbagai stimulus baik fiscal maupun moneter untuk mengantisipasi dampak virus corona terhadap IHSG.

“Minggu ini di warnai fluktuasi bursa saham dunia, di mana di awal pekan di warnai kejatuhan harga-harga saham dan baru di ujung pekan terjadi kenaikan. Pasar saham dunia menanti berbagai stimulus baik fiskal maupun moneter untuk membendung dampak negatif virus korona terhadap ekonomi dan bisnis yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham,” kata Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee dalam keterangan hasil risetnya, Senin (16/3/2020).

Hans mengatakan, salah satu stimulus rencananya diberikan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, yakni The Fed berencana menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan. The Fed mengatakan akan meningkatkan operasi pendanaan  overnight  lebih dari USD 500 miliar, lalu berencana menawarkan lebih banyak operasi repo senilai USD 1 triliun, dan memperluas jenis sekuritas yang akan dibeli di pasar.

The Fed juga akan memperkenalkan operasi repo baru pekan ini senilai USD1,5 triliun dan mulai membeli US Treasury beberapa tenor, yang dimulai dengan obligasi 30 tahun. Kebijakan oleh Fed memberikan sentiment positif pada pasar keuangan Amerika dan dunia, termasuk Indonesia.

“Kebijakan oleh The Fed memberikan sentiment positif pada pasar keuangan Amerika Serikat dan dunia," kata Hans.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Merespon Positif

Sementara, dalam negeri sendiri IHSG merespon positif rilis kebijakan fiskal yang diperkenalkan pemerintah dan Bank Indonesia, untuk mengantisipasi dampak negatif virus corona terhadap sektor perekonomian, yakni Bank Indonesia memberikan stimulus dengan memangkas giro wajib minimum valuta asing dari 8 persen menjadi 4 persen.

Sedangkan dari kebijakan stimulus fiskal  jilid dua kementrian keuangan mengeluarkan anggaran sebesar Rp22,9 trilun rupiah untuk membantu sektor manufaktur dan perdangangn. Stimulus jilid dua berupa relaksasi empat jenis pajak yaitu Pajak penghasilan (PPh) 21, PPh 22 Impor, PPh badan dan restitusi pajak pertambahan nilai. 

Salah satu bentuknya adalah pembebasan PPh 21 (pajak penghasilan) bagi pekerja manufaktur hingga 6 bulan ke depan. Sebelumnya pada stimulis jilid 1 pemerintah telah mengalokasikan Rp10,2 triliun rupiah yang di fokuskan pada sektor yang terdampak langsung virus corona yaitu sektor pariwisata dan konektivitas.

“Dukungan kenaikan pasar Amerika, Eropa beserta berbagai stimulus lokal membuat kami perkirakan awal pekan IHSG akan bergerak positif. Koreksi mungkin akan terjadi di akhir-akhir pekan setelah kenaikan awal pekan. Kami perkirakan Support IHSG di level 4850 sampai 4639 dan resistnace di level 4937 sampai 5040. Pelaku pasar sebaiknya berpikir rasional, lakukan pembelian ketika terjadi koreksi di pasar dan tidak panik beli waktu naik atau panik jual waktu turun,” pungkasnya.    

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.