Sukses

Akar Wangi Buat Proyek Waduk Aman dari Banjir dan Longsor

Akar wangi merupakan tanaman akar rumput yang diklaim bermanfaat untuk perbaikan lingkungan, termasuk mencegah tanah longsor.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan pemanfaatan tanaman vetiver atau akar wangi di berbagai infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR, seperti Waduk, Tanggul Sungai dan Tebing Jalan.

Hal tersebut sesuai dengan anjuran Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menanam vetiver yang merupakan tanaman akar rumput yang diklaim bermanfaat untuk perbaikan lingkungan, termasuk mencegah tanah longsor.

"Pemerintah telah mencanangkan tanaman vetiver untuk mencegah longsor, termasuk bisa dimanfaatkan untuk mencegah lonsgor di tanggul-tanggul sungai dan di lereng/tebing jalan nasional dan jalan tol," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/3/2020).

Tanaman vetiver mulai diperkenalkan Jokowi bersama Menteri Basuki saat meninjau lokasi terdampak banjir dan longsor di dua desa Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2020).

Dalam kunjungan tersebut, Jokowo melakukan penanaman rumput vetiver bersama warga di lokasi lereng longsoran Desa Pasirmadang. Vetiver atau akar wangi diyakini Jokowi bermanfaat untuk perbaikan lingkungan, termasuk solusi masalah sedimentasi waduk dan sungai.

Dalam kurun waktu satu tahun, akar tanaman vetiver bisa tumbuh 50 centimeter hingga 1 satu meter. Sementara dalam waktu 3 tahun tingginya mencapai empat meter.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berasal dari India

Akar tanaman yang berasal dari India itu sangat kuat dan memiliki kemampuan menahan lumpur 6 hingga 35 kali lebih kuat dibandingkan jenis rumput lainnya.

Oleh karenanya, Menteri Basuki menyatakan, vetiver efektif mencegah tanah agar tidak longsor atau terkena erosi, banjir, hingga menahan sedimentasi ke waduk dan sungai.

"Penanganan sungai di bagian hulu selain dilakukan dengan pendekatan vegetatif melalui reboisasi, juga dilakukan dengan normalisasi. Seperti pelebaran, pengerukan sedimentasi dan perkuatan tebing, sehingga menambah kapasitas sungai dan mengurangi risiko banjir," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
    Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.

    Banjir

  • Longsor atau disebut gerakan tanah, adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi, karena pergerakan masa batuan atau tanah.

    longsor

  • Waduk

  • akar wangi