Sukses

Upaya Pemerintah Urai Kendala Pengembangan Panas Bumi

Pemerintah juga akan membuat terobosan agar pengembangan energi panas bumi lebih masif.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengurai kendala dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia, dengan membuat sejumlah langkah terobosan.

Kepala Subdit Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi, Direktorat Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Budi Herdiyanto mengatakan, pengembangan energi panas bumi kerap menghadapi sejumlah hambatan, di antaranya akses lahan, insentif dan pendanaan.

"Panas bumi adanya di dalam hutan, itu hutan lindung hutan konservasi, ini jadi kendala," kata Budi, di Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Untuk mengurai kendala lahan, Kementerian ESDM berkordinasi dengan pihak terkait baik dari instansi pemerintah, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyelesaikan perizinan penggunaan lahan hutan, yang akan digunakan sebagai pengembangan energi panas bumi.

"Kendala jadi fokus kita (untuk diselesaikan) hingga 2024," ujar Budi.

Pemerintah juga akan memberikan fasilitas pendaan pengeboran di awal, sehingga energi uap panas bumi yang akan dikelola investor sudah pasti dan meminimalisir kegagalan pengeboran.

Budi menambahkan, pemerintah juga akan membuat terobosan agar pengembangan energi panas bumi lebih masif.

Seperti menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyederhanakan perizinan dan survei pendahuluan kandungan uap panas bumi. "Ada sejumlah upaya terobosan yang dilakukan," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terobosan Baru Pemerintah agar Harga Listrik Panas Bumi Murah

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki terobosan untuk membuat harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) lebih murah.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, salah satu upaya untuk membuat harga listrik dari panas bumi lebih murah adalah dengan meringankan risiko pengembang panas bumi.

"Panas bumi akan ada, kita kurangi risiko pengembang," kata Arifin, di Jakarta, Senin (13/1/2020).

Arifin mengungkapkan, mengurangi beban yang dimaksud adalah membantu investasi di awal. Dengan begitu, biaya yang dikeluarkan untuk investasi proyek panas bumi lebih rendah, sehingga harga listrik yang dihasikan dari PLTP lebih murah.

"Gini, kalau semua harga risiko di top-up di depan, terus kemudian dipukul rata ke harganya lebih tinggi, jadi harus dikurangi," katanya.

Menurut Arifin, formula yang akan digunakan untuk membuat harga listrik dari pembangkit panas bumi lebih murah tersebut mirip dengan mekanisme bagi hasil minyak dan gas cost recovery.

"Jadi kita memikirkan formula yang mirip-mirip dengan itu," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.