Sukses

Industri Farmasi Butuh Stimulus untuk Kembangkan Obat Berbahan Lokal

Pemerintah mendorong percepatan substitusi produk impor farmasi dengan bahan baku lokal untuk menekan angka impor.

Liputan6.com, Bekasi - Menteri Perindustrian Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan kerja ke Pusat Riset Obat Modern Asli Indonesia di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam kunjungannya, Agus menyatakan pemerintah mendorong percepatan substitusi produk impor farmasi dengan bahan baku lokal untuk menekan angka impor, meningkatkan devisa negara, dan menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Banyak sekali nilai tambah. Selain tidak ada ketergantungan impor bahan baku khususnya dari China, tapi juga itu nilai tambahnya adalah misalnya bisa memberdayakan petani yang menghasilkan bahan baku," ujarnya, Rabu (11/3/2020).

Executive Director Dexa Lllaboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) Raymond Tjandrawinata meyampaikan, Dexa Group telah melakukan kegiatan riset. Hasilnya, terdapat 4 produk fitofarmaka atau obat dari alam yang sudah terbukti secara ilmiah.

Raymond mengungkapkan, industri memerlukan stimulus dari pemerintah untuk mendorong pengembangan produksi bahan baku dalam negeri baik di tingkat hulu maupun hilirnya.

“Industri farmasi harus mendapat dukungan untuk pengembangan bahan baku dalam negeri sebagai produk substitusi impor. Ini karena obat yang telah kami temukan, teliti, dan kami uji memiliki efikasi yang setara dengan obat-obatan berbahan baku kimia. Selain itu multiplier ekonomi tidak akan berjalan cepat, apalagi kami memberdayakan para petani di berbagai daerah,” jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Contoh Obat

Raymond mencontohkan salah satu produk Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) Dexa Group adalah Inlacin yang merupakan obat diabetes Fitofarmaka berbahan baku bungur dan kayu manis yang diperoleh dari petani di daerah Gunung Kerinci di Jambi.

“Produk ini telah teruji klinis dan memiliki efikasi yang sama dengan obat diabetes berbahan baku kimia seperti Metformin. Produk ini juga telah diekspor ke Kamboja dan Filipina,” katanya.

Selain Inlacin, produk Fitofarmaka lainnya adalah Redacid berbahan baku kayu manis yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan lambung, Disolf berbahan baku cacing tanah yang bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah, Stimuno yang merupakan produk imunomodulator atau peningkat imun berbahan baku meniran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.