Sukses

Menteri Tjahjo: Pemerintah Sudah Antisipasi Penyebaran Corona, tapi Masih Dimaki Juga

Beberapa isu di media sosial menyebut bahwa Presiden Joko Widodo menjadi penyebab virus Corona masuk ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sudah bergerak cepat dalam menangani virus Corona. Bahkan menurut dia, protokol penanganan sudah dilaksanakan jauh hari sebelum ada warga Indonesia ada yang terjangkit pada awal Maret ini.

"Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk penanganan, mencermati perkembangan dinamika yang berkaitan dengan misalnya virus Corona, itu akhir Desember, dan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) sudah menyiapkan dengan baik. Tapi toh hari ini masih dimaki-maki masyarakat," kata Tjahjo, di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Selain itu, Tjahjo juga menyebutkan beberapa isu di media sosial yang mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi penyebab virus Corona masuk ke Indonesia.

"Dianggap pemerintah tidak siap, mengabaikan dan sebagainya, ada media nasional yang memuat ini karena Pak Jokowi sehingga ada virus Corona di Indonesia. Itu contoh kecil, itu yang beredar di media sosial," ungkapnya.

Oleh karena itu, melihat perkembangan isu yang kurang jelas, ia pun menegaskan supaya semua program yang dilakukan pemerintah harus diinformasikan secara terbuka dan rinci kepada masyarakat. Sehingga, tak ada isu tak benar atau hoaks yang berkembang melalui penggunaan teknologi dalam mencari informasi, supaya tidam menimbulkan kesalahpahaman antara pemerintah dengan masyarakat.

"Padahal media sosial itu adalah sekarang kebutuhan yang sudah ada tidak hanya di negara kita tapi juga seluruh negara. Maka kita harus jelaskan kepada masyarakat. Itu juga pengalaman bagi saya sendiri yang harus menjelaskan terbuka, umpamanya makan nasi rames ya jelaskan lauknya ini, ini, ini. Harus jelas. Kalau tidak bisa disalahartikan dan bisa dipahami berbeda," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

RSUP Persahabatan Masih Rawat 5 Pasien Positif Corona

Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan tengah merawat lima pasien positif terinfeksi virus Corona. Lima pasien tersebut bagian dari 19 kasus Covid-19 di Indonesia.

"Dan dari 19 itu (total kasus terinfeksi Covid-19) yang dirawat di RSUP Persahabatan ada 5 pasien," ujar Direktur Utama RSUPP Rita Rogayah dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Rita menjelaskan, pihaknya juga merawat 10 pasien dalam pengawasan (PDP). Kemudian bertambah menjadi 13. Dari jumlah tersebut, 5 orang kemudian dinyatakan positif terinfeksi Corona. Kelima pasien positif kemudian disebut kasus 5, 6, 14, 18, dan 19.

Untuk kasus 14, 18, dan 19 berjenis kelamin laki-laki, dan memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia. Sementara itu belum ada rincian mengenai kasus 5 dan 6.

"Kasus 14, 50 tahun; kasus 18, 55 tahun; dan kasus 19, 49 tahun, ketiganya punya riwayat ke Malaysia," jelasnya.

Rita mengatakan, kondisi lima kasus di RSUP Persahabatan terpantau baik, bahkan tidak menggunakan alat bantu nafas sejak masuk ke rumah sakit. Hanya saja, kasus 5 mengalami batuk dan sesak.

"Yang batuk dan kemudian demam hanya ada satu yang satu keluhannya sesak nafas. tapi yang empat itu keadaan umumnya relatif baik, yang sesak hanya satu orang, kasus 5," tukasnya.

Dia menjelaskan, meski sama-sama positif, penataan terhadap lima pasien positif tidaklah sama. Terpenting menurut Rita adalah dukungan terhadap seluruh pasien yang saat ini berada di ruang isolasi.

"Kalau pasiennya ada infeksi saluran nafas bagian bawah maka kami akan lakukan tata laksana sesuai dengan kondisi pasien. Kenapa masuk ruang isolasi ketat? Karena takut menular jadi isolasi ketat, selain hentikan penularan itu kami monitoring ketat gejala yang mungkin ditimbulkan dari pasien tersebut," jelas Rita soal pasien Corona di RSUP Persahabatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.