Sukses

Menteri Erick Soal Panic Buying: Kita Tak Bisa Melarang

Pemerintah hanya bisa memberikan edukasi kepada masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyikapi panic buying yang terjadi usai pemerintah mengumumkan dua warga negara Indonesia positif terjangkit Virus Corona. Dia mengatakan, panik merupakan suatu hal yang lumrah terjadi sama hal nya ketika anggota keluarga sakit.

"Yang namanya panik, ya panik itu natural lah. Kalau kita punya anak sakit panas pasti langsung mau cepat-cepat di bawa. Tapi yang penting tadi, kita tidak bisa melarang orang panik," ujar Menteri Erick di Gudang Bulog Sunter, Jakarta, Rabu (4/3).

Menteri Erick Thohir mengatakan melihat kondisi saat ini pemerintah hanya bisa memberikan edukasi kepada masyarakat. Selain itu pemerintah juga memastikan stok barang khusus pangan sangat tercukupi.

"Kapi kita memberikan edukasi kepada masyarakat kita siap, stocknya ada. Itu saja yang bisa kita lakukan, kalau dilarang orang panik, enggak mungkin. Cuma kita ingin memberikan secara transparan dengan fakta dan data, jadi bukan asumsi-asumsi bohong bahwa ini ada barangnya," paparnya.

Sebelumnya, pasca pengumuman dua warga Depok, Jawa Barat dinyatakan positif terpapar virus corona, masyarakat langsung menyerbu supermarket. Mereka berbondong-bondong membeli bahan makanan dalam jumlah besar. Fenomena panic buying ini membuat stok barang kebutuhan sehari-hari ludes di sejumlah ritel di Jakarta dan Surabaya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjualan Meningkat

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, dengan adanya panic buying, diperkirakan terjadi peningkatan penjualan di ritel 10-15 persen. Di mana bahan pokok yang banyak dibeli masyarakat saat panic buying, yaitu beras dan minyak goreng kemasan.

Selain itu, masker juga ludes dibeli masyarakat. Dia memastikan harga masker yang dijual kemarin tetap normal. Hanya saja dia tidak mengetahui persis berapa banyak stok masker yang dijual ritel.

"Terjadi pengurangan tapi pabrik tetap memproduksi dan kita akan membeli dengan segala sourcing," kata Roy di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (3/3).

Dia menjelaskan, stok barang yang ludes dibeli warga kemarin sudah diisi kembali. Pihaknya sudah langsung menghubungi penyuplai dan pabrik-pabrik untuk mengisi kekosongan barang.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.