Sukses

Erick Thohir soal Mafia Beras: Untung Boleh, tapi Jangan Hancurkan Petani

Setiap pedagang boleh berbisnis dan mendapat keuntungan, tapi tidak boleh menghancurkan pendapatan petani.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat suara mengenai mafia beras yang kerap kali dikeluhkan oleh berbagai pihak. Menurut dia, setiap pedagang boleh berbisnis dan mendapat keuntungan, tapi tidak boleh menghancurkan pendapatan petani.

"Ya, kalau mafia di semua bisnis ada yang kita hadapi. Justru kita ingin menyadarkan. Menyadarkannya tadi boleh berbisnis, boleh untung, tapi jangan petani dihancurkan pendapatannya," ujar Erick di Gudang Bulog Sunter, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Erick juga mengimbau, jangan sampai karena adanya mafia beras, lalu masyarakat harus membeli beras dengan harga mahal. Dia juga tak melarang bila BUMN bekerja sama dengan swasta untuk memasarkan beras.

"Jangan sampai ketika nanti rakyat butuh harganya dimahalkan, ketika panen harganya dibanting petani dimiskinkan. Maksudnya gini-lah, kita itu harus berdagang semuanya, win-win sama sama baik," jelasnya.

"Jangan rakyat disuruh beli mahal-mahal. Apalagi yang selalu saya bilang yang namanya swasta bekerja sama dengan BUMN hal yang lumrah, tapi enggak boleh BUMN-nya diakali," katanya.

Dia menambahkan, petani dan rakyat tidak boleh menjadi korban. Untuk itu, pemerintah akan berupaya menyadarkan mafia.

"Petani tidak boleh dikorbankan, rakyat musti membeli dengan harga yang baik, yang namanya pedagang boleh untung, itu hak. Ini yang pastikan, Pak Buwas (Dirut Bulog) juga, sama-lah kita mau mafia beras ini harus kita sadarkan," katanya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bulog Jamin Bisa Atasi Lonjakan Kebutuhan Beras Tak Terduga

Sebelumnya, Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso menyatakan, pihaknya menjamin stok beras dan kebutuhan pangan lain bahkan jika ada kebutuhan tak terduga.

Budi juga telah memastikan pihaknya mewaspadai lonjakan kebutuhan tak terduga seperti jelang Ramadan maupun kondisi lainnya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait kebutuhan pangan.

"Tidak ada masalah, Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat walau ada lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersedian pangan tersebut," ujar Budi, mengutip keterangan resmi, pada Senin, 2 Maret 2020. 

Dirinya juga menyatakan sedang melakukan kunjungan maraton ke gudang-gudang beras di seluruh Indonesia, terutama tujuh daerah sentra produksi beras di Indonesia untuk memastikan ketersediaan pasokan beras betul-betul tersedia.

Bulog sendiri memastikan seluruh jaringan yang bekerja sama dengan Perum Bulog sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal, baik secara online maupun offline, juga outlet-outlet milik Perum Bulog seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada. Ada pula iPanganandotcom yang menyediakan harga pangan lebih murah.

"Jangan lupa, pangan yang dibeli melalui iPanganandotcom akan diantar langsung ke rumah pembeli, sehingga akan mempercepat dan memastikan pendistribusian beras langsung diterima oleh masyarakat," kata Budi.

Adapun hingga saat ini, stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia mencapai 1,7 juta ton dari total kapasitas gudang yang tersedia sebesar 3,8 juta ton.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.