Sukses

Sri Mulyani: Indonesia Penyumbang Turis Umrah Terbesar ke Arab Saudi

Penguatan kerjasama bilateral Indonesia-Arab Saudi di sektor pariwisata merupakan sektor potensial yang dapat diperkuat bagi kedua negara.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa saat ini Indonesia menjadi penyumbang turis terbesar melalui ibadah Umrah ke Arab Saudi.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani melalui Instagram resmi miliknya @smindrawati, seperti dikutip Senin (24/2/2020).

Di sela pertemuan G20 di Arab Saudi pada 23 Februari 2020, Sri Mulyani menyempatkan diri untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Arab Saudi, H.E, Mohammed Al-Jadaan di Riyadh.

Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mengaku memberikan pandangan terhadap seberapa penting pembahasan isu perpajakan internasional.

Dikatakan jika pada era digital memberikan tantangan baru di sektor perpajakan internasional dimana perusahaan bisa memperoleh pendapatan tanpa harus menempatkan perusahaannya di negara tersebut.

Hal itu menimbulkan perpajakan apabila tidak ada kesepakatan bersama. Indonesia sangat mendukung hasil kerja OECD dan Kerangka Kerja Inklusif (Inclusive Framework) dalam merumuskan arsitektur sistem pajak internasional pada abad ke-21 berdasarkan dua pilar.

Pilar 1 dirancang untuk mengatasi ketegangan global terkait dengan perpajakan digitalisasi ekonomi, dan Global Anti Base Erosion (GloBe). Pilar 2 memiliki tujuan untuk mengatasi masalah BEPS yang tersisa.

Sri Mulyani mengatakan bahwa dalam upaya penguatan kerjasama bilateral Indonesia-Arab Saudi sektor pariwisata merupakan sektor potensial yang dapat diperkuat bagi kedua negara.

“Saat ini, turis dari Indonesia, dalam skema ibadah Umrah, merupakan yang terbesar di Arab Saudi. Hal ini mengingat kuota haji yang terbatas dan masa tunggu haji yang lama,” tulis dia.

Terkait survey persepsi masyarakat Indonesia mengenai manfaat kerjasama antar negara, Arab Saudi merupakan salah satu negara yang dianggap memberikan manfaat positif melalui kerjasama. Ini harus dimanfaatkan untuk mempererat hubungan investasi dan perdagangan selain hubungan sosial, people to people.

Sri Mulyani mengatakan jika Menteri Keuangan Arab Saudi tertarik pada pembangunan ibu kota baru, dan konsep Sovereign Wealth Fund (SWF) yang saat ini sedang dibentuk oleh Indonesia untuk penyediaan pembiayaan bagi pembangunan ibukota baru dan pembangunan infrastruktur lainnya.

SWF akan dibentuk sebagai badan penyatuan dana investasi untuk mengelola investasi langsung yang bertujuan memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia melalui investasi domestik.

Menteri Keuangan Arab Saudi menyepakati sektor-sektor potensial yang dapat dikembangkan tersebut.

Reporter : Helena Yupita

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Sebut Dampak Virus Corona ke Ekonomi Lebih Besar dari Perang Dagang

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut jika penyebaran Virus Corona (Covid-19) akan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan ketegangan perdagangan global. Itu karena virus asal Wuhan, China itu menghantam berbagai lini ekonomi, baik dari sisi industri, perdagangan, investasi dan pariwisata.

Ini diungkapkan Sri Mulyani dalam akun Facebook resminya, seperti dikutip Minggu (23/2/2020). "Pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan mengalami peningkatan karena perbaikan kondisi keuangan global dan berkurangnya ketegangan perdagangan, dibayangi oleh risiko ketegangan geopolitik, ketidakpastian kebijakan dan Covid-19 (Virus Corona)," tulis dia.

Dia mengungkapkan, dalam pertemuan G20 hari ini, negara-negara G20 menyampaikan simpati kepada masyarakat dan negara yang terdampak Virus Corona, khususnya China. Negara-negara ini juga menyepakati perlunya komitmen global untuk mengatasi dampak Virus Corona, baik dalam pencegahan penyebarannya maupun munculnya virus serupa di masa depan.

Dia menyebut, negara-negara G20 berkomitmen untuk menggunakan semua alat kebijakan guna mencapai pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif, serta tahan terhadap downsize risk.

Sementara di Indonesia, reformasi struktural juga terus dilanjutkan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan. Kebijakan fiskal harus fleksibel dan ramah pertumbuhan, sementara kebijakan moneter harus terus mendukung kegiatan ekonomi dan mampu memastikan stabilitas harga, konsisten dengan mandat bank sentral.

"Perdagangan internasional dan investasi juga harus ditingkatkan karena merupakan mesin penting pertumbuhan, produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan," jelas dia.

Siri Mulyani memastikan jika kebijakan global dalam menangani risiko turunnya ekonomi global juga menjadi perhatian utama Indonesia.

Pemerintah menggunakan berbagai instrumen untuk menjaga daya beli masyarakat antara lain dengan bauran kebijakan ekonomi dan fiskal.

"Kementerian Keuangan mendorong percepatan belanja efektif dan tepat sasaran serta berbagai insentif sebagai stimulus khususnya di sektor pariwisata yang terkena dampak besar dari virus corona," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini