Sukses

Miliarder Warren Buffet Siap Pensiun dari Berkshire Hathaway, Siapa Penggantinya?

Berkshire Hathaway sendiri masih menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, dengan nilai lebih dari USD 560 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Berkshire Hathaway, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) kelolaan miliarder Warren Buffett, memberi kode adanya pergantian pengurus perusahaan baru-baru ini.

Buffett, dalam surat pemegang saham tahunan yang dirilis Sabtu (22/02/2020), menyebutkan dua orang wakil presiden Berkshire Hathaway yang kemungkinan besar bakal jadi calon pemimpin Berkshire Hathaway setelah dirinya pensiun mengurus perusahaan.

Mereka adalah Ajit Jain yang bertugas di unit asuransi perusahaan dan Greg Abel yang di unit operasi. Jain dan Abel dijadwalkan melakukan presentasi pada rapat pemegang umum saham di Omaha, Nebraska, 2 Mei mendatang.

"Para pemegang saham memberi saya masukan, bagaimana kalau Jain dan Abel melakukan presentasi saat rapat umum pemegang saham? Tentu saja ini bagus. Mereka adalah pribadi yang sempurna, baik sebagai manajer maupun secara individual," tulis Buffett, sebagaimana dikutip dari CNN, Minggu (23/02/2020).

Selain itu, dua orang lainnya yaitu Ted Weschler dan Todd Combs yang bertugas di unit saham, juga berpotensi mendapat kenaikan pangkat. Combs sendiri Januari kemarin menjabat sebagai CEO GEICO, anak perusahaan Berkshire.

Meski demikian, tetap saja ada beberapa pihak yang masih memikirkan ulang apa yang terjadi pada Berkshire tanpa Buffett di masa depan.

"Tidak ada orang di dunia ini yang bisa mengalokasikan modal seefektif Buffett," ujar Dev Kantesaria, founder Valley Forge Capital Management (firma keuangan yang mengadopsi pendekatan investasi ala Buffett).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perusahaan Paling Bernilai

Berkshire Hathaway sendiri masih menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, dengan nilai lebih dari USD 560 miliar.

Perusahaan ini berinvestasi di saham blue chip terkenal seperti Apple, Bank of Amerika, Coca Cola dan American Express.

Kinerja perusahaan di kuartal 4 juga membaik dengan laba bersih USD 29,2 miliar dan pendapatan operasi USD 4,4 miliar.

Tahun lalu dalam surat pemegang saham, Buffett juga menyatakan kemungkinan melakukan akuisisi besar-besaran, seperti dengan perusahaan Tiffany, meskipun akhirnya Berkshire memilih LVMH. Lalu, Berkshire juga dilaporkan tertarik mencaplok perusahaan Tech Data, namun akhirnya yang berhasil diakuisisi adalah Apollo Global Management, firma ekuitas swasta.

Di surat pemegang sahamnya, Buffett juga menyebutkan isu good corporate governance (GCG). Menurutnya, perusahaan besar harus bisa mendengarkan masukan yang diberikan dari semua pihak. CEO harus menyerap semua saran, kritik dan analisa daripada hanya mendengarkan segelintir pihak yang ikut-ikutan setuju pada keputusan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini