Sukses

Marketplace Ini Bantu Tekan Angka Pengangguran

Data BPS menunjukkan adanya kenaikan jumlah angkatan angkatan kerja sebesar 2,24 juta orang pada Februari 2018 menjadi 136,18 juta orang di Februari 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Marketplace Ralali.com terus mengembangkan ekosistem yang berfokus pada kemajuan UMKM. Setelah BIG Agent, Ralali.com kini menghadirkan Ralali Partner yang ke depannya dimanfaatkan sebagai pusat edukasi dan pengembangan komunitas BIG Agent.

Peluncuran Ralali Partner dilakukan secara serentak di tiga kota, yaitu Tangerang, Bandung dan Palembang pada Kamis pekan ini.

“Kami menghadirkan Ralali Partner sebagai bentuk komitmen kami untuk terus mengembangkan BIG Agent dan meningkatkan kualitas dari para Sobat Agent yang tergabung di dalamnya. Sehingga BIG Agent secara maksimal dapat terus menjadi solusi yang memudahkan UMKM mengembangkan usahanya,” kata Chief Executive Officer Ralali.com, Joseph Aditya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).

Ralali.com mengembangkan Mitra Business Innovation Group Agent (Mitra BIG Agent) menjadi Ralali Partner. Mitra BIG Agent yang sebelumnya hanya menjadi mitra Ralali.com bagi pencari kerja yang terdaftar di BIG Agent.

Sementara Ralali Partner memiliki ruang gerak yang lebih luas, yaitu menjadi mitra Ralali.com untuk pencari kerja di BIG Agent sekaligus pengecer produk untuk kebutuhan wirausaha di platform Ralali.com.

“Ada 4 fungsi utama Ralali Partner yaitu hiring sebagai bentuk nyata untuk mengurangi angka pengangguran, training untuk mengedukasi Sobat Agent untuk memiliki kualitas yang terstandarisasi, monitoring sehingga kualitas kinerja Sobat Agent terus terpantau, dan supporting Sobat Agent dalam berbagai hal salah satunya dengan adanya database yang lengkap," jelas dia.

"Selain keempat fungsi utama tersebut, Ralali Partner juga dimanfaatkan sebagai basecamp para Sobat Agent untuk bertukar pikiran, pengalaman, dan menjadi sarana diskusi antar Sobat Agent,” lanjutnya.

Ralali.com berharap Ralali Partner bisa menjadi inovasi yang berdampak positif pada ekonomi digital Indonesia dengan cara menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar dan tenaga kerja terampil.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya kenaikan jumlah angkatan angkatan kerja sebesar 2,24 juta orang pada Februari 2018 menjadi 136,18 juta orang di bulan Februari 2019.

Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sebesar 0,12 persen. Ralali Partner juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap kenaikan TPAK di Indonesia. Sebagai perwakilan BIG Agent di luar Jakarta, Ralali Partner akan hadir di 20 kota di Indonesia pada 2020.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Habiskan Rp 10 Triliun, Kartu Prakerja Tak Bisa Atasi Pengangguran

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi berdasarkan tingkat pendidikan yakni lulusan SMK sebesar 10,42 persen. Lulusan SMK ini berada di rentang usia 15-24 tahun.

Untuk mengatasi pengangguran pemerintah melahirkan kebijakan kartu prakerja. Namun peneliti Indef Mirah Midadan Fahmid mengatakan program kartu prakerja belum bisa mengatasi masalah pengangguran.

"Kartu prakerja tidak menyelesaikan masalah," kata Mirah dalam Diskusi Publik Refleksi Akhir Tahun 'Ekonom Perempuan: Mewaspadai Resesi Ekonomi Global' di Jakarta, Jumat (20/12/2019).

Anggaran kartu prakerja mencapai Rp 10 triliun. Targetnya 2 juta orang bisa ikut program ini. Sementara jumlah TPT ada 7 juta, artinya hanya 30 persen saja yang terserap pasar.

Namun, jika program ini mengikuti permintaan lowongan kerja di sistem informasi ketenagakerjaan (sisnaker), pengangguran yang terserap hanya 2,57 persen.

Kartu prakerja, kata Mirah hanya dapat menyasar pada pemberian keterampilan pada pengangguran struktural. Yakni mereka yang kehilangan perkerjaan karena adanya teknologi baru. Sementara bagi pengangguran friksional hanya dapat dilakukan dengan memperbaiki sektor hilir agar tercipta kecocokan.

Para peserta kartu prakerja nantinya hanya mendapatkan sertifikat keahlian. Sementara mereka tetap harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.

"Sertifikat pelatihan belum

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.