Sukses

Cara Tetap Termotivasi saat Stres Akibat Bisnis dan Bekerja

Stres merusak sinapsis saraf di otak, tetapi ketika menghadapi stres, kita sebenarnya masih dapat benar-benar memperbaiki dan meremajakan otak.

Liputan6.com, Jakarta Menjadi pemimpin dalam suatu bisnis itu memang sulit, jadi wajar apabila Anda merasa kehilangan motivasi. Namun, seberapa sering Anda kehilangan motivasi di tempat kerja. Sekali sebulan, sekali seminggu atau mungkin setiap hari?.

Sangat sulit untuk tetap termotivasi ketika Anda stres, dan merasa lesu, merasa seperti tidak sedang bergerak. Tidak ada kesenangan dalam pekerjaan Anda. Stres menyebabkan motivasi berkurang karena suatu alasan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kemauan kita terbatas dan selalu cepat berlalu. Ini seperti mobil yang mengonsumsi bensin. Ketika bensin hampir habis, mobil kehilangan tenaga dan berhenti. Tidak peduli seberapa besar keinginan pengemudi untuk maju, mobilnya macet. Perlu mengisi bahan bakar.

Berita baiknya adalah, Anda dapat mengisi ulang motivasi dari mana saja, tanpa bepergian ke pompa bensin atau membayar sepeser pun. Untungnya, otak kita kuat.

Stres merusak sinapsis saraf di otak, tetapi ketika menghadapi stres, kita sebenarnya masih dapat benar-benar memperbaiki dan meremajakan otak.

Berikut adalah lima langkah yang dapat Anda terapkan setiap kali merasa motivasi Anda stres, dilansir dari laman Enterpreneur.com, Sabtu (22/2/2020):

1. Identifikasi jenis stres yang terjadi

Stres datang dalam empat rasa utama. Penting untuk mengidentifikasi dan memahami mana yang Anda rasakan. Pertama, ada stres waktu. Stres waktu terjadi ketika khawatir tentang waktu atau kekurangan.

Tenggat waktu yang akan datang sering menyebabkan stres waktu. Sebagai pemimpin yang kekurangan waktu, Anda tidak asing dengan jenis stres ini, juga disebut stres antisipatif.

Saat khawatir tentang presentasi atau rapat dewan yang akan datang, Anda menderita stres yang bisa diantisipasi. Ingat Hukum Murphy? Jika ada yang salah, itu akan terjadi.

Jenis stres ketiga, yang disebut stres situasional, terjadi ketika Anda merasa tidak memegang kendali. Sebagai seorang pemimpin, Anda mungkin mengalami tekanan situasional ketika status turun, atau mengalami kerusakan reputasi.

Jenis stres yang terakhir disebut stres pertemuan, itu terjadi ketika interaksi dengan orang lain menyebabkan merasa tidak nyaman. Ketika berinteraksi dengan rekan kerja yang buruk, Anda mungkin mengalami stres.

Penting juga untuk memahami apakah Anda menderita kelelahan atau stres. Kelelahan terjadi ketika stres berlanjut untuk waktu yang lama.

Ketika menderita kelelahan, Anda merasa lelah dan kehabisan tenaga. Sistem kekebalan tubuh terpengaruh, dan cenderung menyebabkan sakit. Anda juga merasa tidak berdaya dan kehilangan motivasi.

Ketika Anda mengalami stres, Anda merasa bahwa terlalu banyak dituntut dan mungkin mengalami efek fisik seperti ketegangan otot dan sakit kepala. Tetapi Anda tidak merasa kosong dan terlepas seperti ketika mengalami kelelahan.

Kendati begitu, Anda bisa melakukan relaksasi dengan mengatur emosional, dan melakukan hal lain di bidang yang membuat stres.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Temukan pasangan

Lebih mudah untuk mengatasi stres sebagai sebuah tim. Cobalah mencari seseorang untuk membantu mengisi ulang motivasi.

Jika Anda kehilangan motivasi untuk suatu proyek, dapat mencoba mendiskusikan masalah dengan kolega atau teman.

Jika Anda kehilangan motivasi untuk mempelajari keterampilan baru, dapat mencoba berbagi pembelajaran dan pengalaman dengan rekan kerja. Cobalah saling memberi dorongan. Membahas pengalaman dengan orang lain, dapat membantu menyalakan kembali minat dan motivasi.

Memiliki pasangan juga membuat Anda bertanggung jawab, dan jauh lebih memuaskan untuk memiliki penyemangat di sela-sela pekerjaan.

3. Katakan tidak

Tingkat stres meningkat ketika Anda mengerjakan lebih banyak daripada yang bisa dilakukan. Penting untuk menghindari kecenderungan untuk mengatakan ya pada segalanya.

Ketika Anda diminta untuk melakukan sesuatu, berhentilah sebelum merespons. Penting untuk meluangkan waktu untuk mempertimbangkan apakah Anda memiliki waktu, keahlian, dan sumber daya untuk mengerjakan tugas, tidak apa-apa untuk mengatakan tidak.

Sebagai seorang pemimpin, Anda harus menyadari bahwa mengatakan 'tidak bukan berarti egois'. Itu hanya berarti menghormati komitmen, yang seharusnya tidak merasa bersalah.

Anda harus merasa bangga dengan diri sendiri. Ketika Anda belajar untuk dengan percaya diri mengatakan tidak, dan akan memiliki lebih banyak waktu dan motivasi untuk pekerjaan yang menuntut perhatian.

4. Ikuti hasrat

Seringkali,  merenung lah betapa bergairahnya Anda dengan pekerjaan saat ini. Pikirkan apakah Anda bersemangat dengan industri ini? Apakah Anda bersemangat dengan orang yang bekerja dengan Anda?

Apakah Anda bersemangat tentang peran Anda? Gairah Anda berubah seiring kemajuan karier? Maka sangat perlu untuk memeriksa diri sendiri setidaknya setahun sekali.

Anda menghabiskan banyak waktu setidaknya 50 persen dari aktivitas di tempat kerja. Jika Anda tidak melakukan sesuatu yang disukai, motivasi akan memburuk.

Hal itu terlihat dari hasil penelitian yang telah menunjukkan bahwa ketika kita bersemangat tentang sesuatu, kita mengalami lebih banyak sukacita dan merasa lebih terpenuhi. Aliran darah di otak kita meningkat dan kita lebih fokus.

Saat Anda termotivasi, ada efek percaya diri yang tumbuh dalam diri Anda, sehingga Anda lebih sedikit stres dan lebih produktif. Semua energi positif ini menular ke seluruh tim Anda.

Motivasi itu menular, jadi ambil lima langkah ini untuk menambah motivasi Anda dan sebarkan ke orang lain. Supaya Anda dapat mengaktifkan perubahan, yang terpenting, tetap perhatikan diri sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini