Sukses

Strategi BRI Hadapi Pertumbuhan Ekonomi Melambat Akibat Virus Corona

BRI tahun ini merencanakan pertumbuhan kredit antara 10 persen sampai 12 persen.

Liputan6.com, Jakarta Sektor perbankan mulai terdampak wabah Virus Corona yang terjadi di Wuhan, China dan menyebar ke negara lain. Di mana, menurunnya pertumbuhan ekonomi di China ikut berdampak pada perlambatan ekonomi secara global.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengaku sudah memprediksi perlambatan ekonomi bakal memengaruhi perusahaan. Namun hal ini bukan sesuatu yang baru bagi bank plat merah ini.

Pihaknya sudah sering menghadapi turbulensi seperti ini. "Kita sering menghadapi turbulen bahkan volatile seperti ini," kata Sunarso di Gedung BRi, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Sunarso melanjutkan, dalam menghadapi ini bagian risk dan manajemen sudah cukup kuat melindungi keuangan perubahan. Salah satunya dengan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71.

Penerapan PSAK 71 ini akan mengalokasikan dana cadangan dari total laba perusahaan. Sehingga dana cadangan mampu mengcover perlambatan pertumbuhan ekonomi atau resiko yang mungkin timbul.

Tak hanya itu, BRI tahun ini merencanakan pertumbuhan kredit antara 10 persen sampai 12 persen. Begitu juga simpanan dana pihak ketiga juga akan diprediksi akan tumbuh 10 persen hingga 12 persen.

Sehingga ada peningkatan laba sebesar 10-11 persen. Begitu juga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) diproyeksikan 89 persen sampai 90 persen.

Sunarso menambahkan RUU Omnibus Law diprediksi akan mampu memberikan bantuan dalam menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Kemudian dengan kebijakan fiskal yang sangat akomodatif dan kebijakan-kebijakan bank sentral yang sangat support terhadap pertumbuhan," kata Sunarso.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Strategi BRI Turunkan Kredit Macet di 2020

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) tahun 2019 sebanyak 2,8 persen. Persentase ini dianggap masih dalam batas aman dan sudah memiliki cadangan yang cukup.

"Kami cadangkan dengan cadangan yang cukup di mana coverage terhadap NPL cadangan kita mencapai 153 persen," kata Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso di Gedung BRI, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Di tahun 2020 ini, pihaknya akan berusaha menurunkan angka kredit macet (NPL). Diperkirakan penurunan NPL dilakukan dengan restrukturisasi penyelesaian kredit.

Akan ada pemilahan nasabah yang mengalami kredit macet. Mereka akan dikelompokkan untuk dipilah mana yang direstrukturisasi dan yang tidak bisa dilakukan penyelesaian.

"Apa bila itu tidak, maka di back end akan lakukan penyelesaian kredit," kata dia.

Selain itu, bank plat merah ini akan mencari nasabah baru dengan memanfaatkan pinjaman dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR). Targetnya, nasabah baru ini berasal dari para pelaku UMKM. Sebab BRI telah menyiapkan anggaran senilai Rp 102,2 triliun untuk dicairkan dalam bentuk kredit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini