Sukses

Pembangunan Infrastruktur Masih Jadi Fokus Kinerja 100 Hari Jokowi-Ma'ruf

Pembangunan infrastruktur menempati posisi pertama dalam survei terkait kinerja 100 hari Presiden Joko Widodo.

Liputan6.com, Jakarta - Dirut IPO (Indonesian Political Opinion) Dedi Kurnia Syah mengungkakan bahwa pembangunan infrastruktur menempati posisi pertama dalam survei terkait kinerja 100 hari Presiden Joko Widodo.

"Dalam sektor ekonomi, khususnya sektor Infrakstruktur. Mendapat persepsi publik tertingi dengan angka 21,1% ini merupakan sebuah prestasi," ungkapnya di Ibis hotel, Jakarta, Sabtu (8/2).

Di temui ditempat yang sama, Donny Gahral Adian selaku Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Presiden, membenarkan bahwa Presiden Jokowi bersikuhku meningkatkan pembangunan infrastruktur kedepannya.

"Jadi bukan lagi pencitraan, tapi sudah working, goverming, action. Visi jokowi bukan 100 hari tapi lima tahun dan infraskruktur terus akan di tingkatkan," kata dia.

Perlu diketahui, Basuki Hadimuljono selaku Menteri PUPR mengkonfirmasi bahwa pemerintah tengah memprioritaskan pembangunan infrastruktur di 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Seperti, Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado Bitung-Likupang.

"Tahun 2020, pemerintah memfokuskan sektor infrastruktur, khususnya proyek 5 KSPN Prioritas," paparnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masalah Natuna Tak Ganggu Proyek Infrastruktur China di Indonesia

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan, hubungan Indonesia dengan China tak akan putus. Ini meski sempat terjadi ketegangan antara dua negara, di mana nelayan China memasuki perairan Natuna.

Ketegangan yang terjadi juga tidak akan berpengaruh pada proyek infrastruktur di sektor perhubungan yang dikerjakan China.

"Enggak ada (pengaruh), jalan aja dan lancar," kata dia usai bertemu Menko Polhukam Mahfud MD di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2020).

Menurut dia, persoalan Natuna dengan proyek dan investasi yang sedang digarap harus bisa dibedakan. Sehingga, hal ini tak bisa diganggu meskipun mereka memasuki wilayah tersebut.

"Saya pikir kita mesti pisahkan, ya, antara Natuna dengan kegiatan-kegiatan investasi," katanya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, salah satu contoh yang digarap China adalah kereta api cepat Jakarta-Bandung, yang akan rampung pada bulan ini.

Selain proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, China juga menangani berbagai proyek infrastruktur perhubungan di Indonesia. "Ada beberapa pelabuhan yang sedang dibicarakan (dengan China)," pungkasnya.

Reporter: Ronald Chaniago

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.