Sukses

Sri Mulyani Sering Sakit Perut Dengar Janji-janji Kampanye Pilpres

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani sedikti curhat mengenai pengalamannya saat masa kampanye pilpres

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mencurahkan pengalamannya saat kampanye pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di 2019. Saat itu, dirinya sempat merasa bingung hingga sakit perut mendengar janji-janji dua pasangan calon yaitu Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi untuk menggratiskan berbagai layanan di Indonesia.

"Yang ini menjanjian apa yang gratis, itu juga apa yang gratis. Saya banyakan sakit perut," ujar Sri Mulyani disambut tawa para peserta yang hadir dalam acara Diskusi World Bank, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Kondisi kurang mengenakkan tersebut timbul akibat Sri Mulyani mengetahui posisi APBN yang tidak memungkinkan apabila terlalu banyak program gratis. Hal itu terbukti, usai pemilihan ada program yang harus disesuaikan kembali dengan APBN 2020.

"Wah yang kandidat satu ingin begini satu ingin lebih bagus lagi. And then, curcol itu. Jadi, waktu begitu selesai (pemilihan), bill nya datang lah buurrr banyak banget dan kita harus reflecting dalam APBN yang sekarang di 2020," jelas Sri Mulyani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Janji Jokowi yang Dipertanyakan Sri Mulyani

Salah satu janji Presiden Jokowi pada saat kampanye adalah memberikan kartu pra kerja bagi masyarakat. Program tersebut sempat dipertanyakan oleh Sri Mulyani, namun harus dilanjutkan untuk mendapat perhatian masyarakat.

"Salah satu yang dipromise Presiden kartu prakerja, Rp10 triliun untuk 2 juta orang. 'Tapi ini gimana caranya?' 'Udah pikirin nanti aja, pokoknya campain dulu'. Itu sound baiknya untuk itu," kata Sri Mulyani.

Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, meskipun kartu pra kerja dipakai untuk kampanye namun program tersebut tetap terealisasi. Sebanyak 2 juta peserta kartu pra kerja nantinya akan mendapat bantuan dari pemerintah.

"Jadi, kalau sekarang kita punya kartu prakerja untuk Rp10 triliun 2 juta orang. Itu kita langsung cepat cari ini supply demandnya apa. Jadi bagusnya sekarang outsourch untuk IT itu sering, jadi kita gampang oh harus pakai online online saja supaya setiap orang punya akses," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.