Sukses

Deretan Perusahaan Multinasional yang Larang Pegawai Jalan-Jalan ke China

Beberapa perusahaan ternama sudah melarang karyawannya berkunjung ke China dalam rangka kegiatan kerja atau pun sekadar berkunjung. Larangan itu imbas dari Virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook, Ford dan beberapa perusahaan kenamaan lainnya telah meminta kepada karyawan mereka untuk tidak melakukan perjalanan ke China. Larangan tersebut dampak dari virus Corona yang terus menyebar.

Wabah yang melanda daerah Wuhan telah menimpulkan korban jiwa lebih dari 100 orang dan menyebabkan sebagian besar perusahaan multinasional yang beroperasi di China menutup operasi.

Saat ini, sebagian besar perusahaan tersebut membatasi perjalanan bisnis ke China. Selain itu, perusahaan itu juga meminta kepada karyawan untuk menghindari kunjungan ke China.

Facebook memberitahu karyawannya untuk menangguhkan perjalanan non-esensial ke China. Hal tersebut sejalan dengan panduan dari Pusat Pengendalian dan pencegahan penyakit di AS.

Raksasa media sosial tersebut juga meminta kepada karyawan yang baru saja kembali dari negara untuk bekerja dari rumah untuk jangka waktu yang belum ditentukan, mengutip laporan dari CNN, Rabu (29/1/2020).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perusahaan Lain dengan Kebijakan Serupa

Perusahaan investasi asal Amerika, Goldman Sachs mengambil langkah yang sama seperti Facebook.

Sementara itu, Ford melarang perjalanan ke, dari dan di dalam China, mengatakan karyawan yang telah bepergian di sana untuk karantina diri selama 14 hari setelah kembali.

Di Johnson & Johnson, meminta kepada karyawan hanya dapat melakukan perjalanan ke China untuk situasi kritis bisnis dan perlu persetujuan dari kepemimpinan senior, kata juru bicara.

Perusahaan mengatakan kepada staf yang kembali dari China untuk peningkatan pengawasan, juga meminta mereka untuk bekerja dari rumah.

3 dari 4 halaman

Nissan

Produsen mobil Jepang Nissan dilaporkan mengevakuasi karyawan dari operasi yang berbasis di Wuhan. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kepada CNN Business bahwa  "Ekspatriat Jepang dan anggota keluarga mereka di Wuhan akan dikembalikan ke Jepang pada penerbangan sewaan pemerintah Jepang, tidak termasuk beberapa yang akan tinggal."

Seorang juru bicara dari perusahaan otomotif, GM mengatakan kepada CNN Business bahwa tak satu pun dari karyawannya telah tertular virus, dan bahwa ia telah membatasi perjalanan ke Cina dengan pengecualian untuk  kebutuhan bisnis yang mendesak.

Perwakilan menambahkan bahwa kantornya di negara tersebut telah ditutup sejak Januari 24 untuk Festival tahun baru Imlek.

Bank asal Inggris Standard Chartered juga membatasi perjalanan ke China, mengatakan karyawan untuk membatasi tatap muka pertemuan serta setiap pekerjaan di China dan Hong Kong. Ini juga menawarkan bimbingan pekerja tentang cara mendifect dan mengenali gejala virus.

4 dari 4 halaman

Kabar Terkini

Pada Selasa, 106 orang telah meninggal karena virus, menurut otoritas kesehatan China. Penyebaran penyakit ini mendorong Hong Kong untuk menutup perbatasan darat, dan telah membawa perusahaan seperti Starbucks dan Mcdonald's untuk menutup operasi di Wuhan.

Pemerintah China telah memberlakukan pembatasan perjalanan sekitar 60.000.000 orang. Johnson & Johnson adalah menyumbangkan 300 kotak obat HIV Prezcobix ke pusat kesehatan masyarakat klinis Shanghai.

Lima kasus virus telah dikonfirmasi di AS, tetapi CDC mengatakan virus tidak menyebar dan risiko terhadap kesehatan masyarakat rendah.

 

Reporter : Danar Jatikusumo

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.