Sukses

Bisa Bikin Turis Enggan Datang, Indonesia Harus Buktikan Aman dari Virus Corona

Penyebaran virus corona ini punya sedikit kemiripan seperti mewabahnya virus SARS yang juga berasal dari China pada periode 2002-2003

Liputan6.com, Jakarta Penyebaran virus corona di China turut mengganggu kegiatan bisnis di sektor pariwisata. Ini lantaran bakteri tersebut telah menjangkiti beberapa orang di negara lain, sehingga menimbulkan ketakutan turis mancanegara melancong ke negara-negara di kawasan Asia.

Wakil Ketua Umum Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Budijanto Ardiansyah, menilai ketakutan tersebut bisa turut berpengaruh pada kunjungan turis ke Indonesia. Sebab, meskipun Indonesia masih aman dari virus corona, negara tetangga Singapura sudah mulai terjangkiti.

"Bisa saja terjadi jika wabah ini berlanjut pasti akan mempengaruhi minat untuk berkunjung ke negara-negara Asia. Karena itu Indonesia harus bisa membuktikan bahwa negara kita aman dari wabah tersebut," ungkap dia kepada Liputan6.com, seperti dikutip Minggu (26/1/2020).

"Tapi tetap ada kendala bagi negara-negara yang tidak punya direct flight (penerbangan langsung) ke Indonesia, karena sebagian negara transit seperti Singapore udah ada kasusnya," dia menambahkan.

Adapun penyebaran virus corona ini punya sedikit kemiripan seperti mewabahnya virus SARS yang juga berasal dari China pada periode 2002-2003 lalu.

Menurut angka resmi World Health Organization (WHO), selama wabah SARS sebanyak 8.098 orang jatuh sakit di seluruh dunia, dan 774 meninggal.

Meski belum teridentifikasi sepenuhnya lebih berbahaya, Budijanto menganggap penyebaran virus corona bisa lebih mematikan dari SARS. Hal tersebut didorong oleh penyebaran informasi di era digital yang sangat cepat namun belum tentu tepat.

"Jika wabah ini tidak cepat tertangani akan memberikan dampak yang lebih besar daripada SARS, mengingat penyampaian informasi yang sangat cepat di era digital saat ini," tegur Budijanto.

Dia mengatakan, pengaruh terbesarnya yakni ketakutan wisatawan asing untuk melancong ke negara terdampak wabah, yang berakibat kematian bagi sektor bisnis pariwisata setempat.

"(Apa dampak terbesarnya?) Keengganan untuk melakukan perjalanan ke kawasan Asia dan negara-negara lain yang terdampak wabah tersebut. Ini akan sangat merugikan industri pariwisata," ujar Budijanto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Virus Corona Menghantui, Pemerintah Diminta Perketat Turis Wuhan Masuk ke Indonesia

Virus corona saat ini seakan menjadi momok bagi publik dunia pasca kemunculan pertamanya di Kota Wuhan, China. Berbagai negara telah menghentikan sementara penerbangan ke Kota Wuhan, termasuk Indonesia melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Pengamat Pariwisata Asnawi Bahar menganggap penanganan virus corona harus ditindaki secara serius karena bisa berdampak terhadap keselamatan masyarakat Indonesia.

Oleh karenanya, ia meminta Pemerintah RI bisa bersikap tegas dengan memulangkan warga China asal Wuhan yang saat ini berada di Indonesia. Langkah ini disebutnya telah dilakukan oleh negara tetangga kita, Filipina.

"Kita harus lakukan pengawasan ketat arus masuk (wisatawan), khususnya dari China atau lebih spesifik dari Wuhan. Dan yang keluar sebaiknya dilarang, khususnya ke China atau Wuhan. Warga negara China atau Wuhan yang ada di RI harus diperiksa dan dipulangkan, sama seperti yang dilakukan Filipina yang sudah memulangkan wisatawan asal Wuhan," ujarnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (25/1/2020).

Mantan Ketua DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) pun menilai, Pemerintah RI untuk sementara harus membuat travel warning ke Kota Wuhan di China yang menjadi asal muasal virus corona ini.

Lebih lanjut, ia mengatakan, isu mewabahnya virus corona belum terlalu berdampak terhadap jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, khususnya dari Tiongkok.

Namun, Asnawi mengingatkan agar masyarakat dan Pemerintah Indonesia terus berhati-hati ke depannya lantaran penyebaran virus corona ini terjadi belum begitu lama.

"Kasus baru satu bulan ini, akan ketahuan bulan depan. Namun negara harus hati-hati menyikapi ini. Keselamatan rakyat juga harus jadi prioritas," imbuh dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini